Jakarta, tvOnenews.com - Produsen pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, kini tengah berada dalam krisis yang cukup parah lantaran beberapa pegawainya melakukan mogok kerja hampir sebulan.
Melansir dari Reuters, perusahaan tersebut telah mengajukan beberapa dokumen kepada regulator pasar modal di Amerika Serikat untuk menghimpun dana sebesar 25 miliar dolar AS. Pengumpulan dana ini melalui tawaran saham dan utang dengan mempertaruhkan peringkat kredit investasinya.
Namun, seorang sumber kepada Reuters menyebut dana yang diterima oleh Boeing sebesar Rp233 triliun ini tidak bisa menyelesaikan krisis yang terjadi di perusahaan tersebut.
Selain itu, Boeing saat ini tengah mempertimbangkan transaksi keuangan terstruktur untuk mengumpulkan dana hingga 5 miliar dolar AS.
Sebelumnya, karyawan Boeing baru saja melakukan unjuk rasa besar-besaran di Seattle, Amerika Serikat, pada hari Selasa (15/10/2024). Unjuk rasa ini dilakukan untuk menuntut upah yang lebih baik dan semakin menekan CEO Boeing yang baru, Kelly Ortberg.
Ratusan pekerja yang sudah memenuhi aula utama Boeing di kota tersebut mengu tidak gentar meskipun baru-baru ini perusahaan tersebut mengumumkan PKH terhadap 17 ribu karyawan.
Para karyawan Boeing ini akan terus dan tetap menuntut kenaikan upah serta kebijakan pensiun yang lebih baik. Bahkan, 33 ribu karyawan Boeing telah melakukan mogok kerja sejak 13 September sampai sekarang.
Mereka menuntut kenaikan gaji sebanyak 40 persen selama empat tahun serta menghentikan produksi pesawat terlaris, Boeing 737 MAX serta pesawat berbadan lebar yakni 767 dan 777.
Perusahaan Boeing juga mengalami krisis beruntun mulai dari pengetatan pengawasan oleh regulator, pembatasan produksi, hingga hilangnya kepercayaan pelanggan sejak tragedi pesawat 737 MAX.
Sepanjang tahun, Boeing telah menghabiskan banyak uang sepanjang tahun. Maka dari itu, mereka mengumpulkan dana lewat pasar modal. Pihak perusahaan juga telah mendapatkan perjanjian kredit senilai 10 miliar dolar AS lewat konsorsium bank-bank besar di Amerika Serikat seperti Bank of America, Citibank, Goldman Sachs, JPMorgan. (nsp)
Load more