Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyampaikan industri obat bahan alam dalam negeri tengah mengalami ekspansi cukup tinggi.
Tercatat, nilai ekspor pada Januari-September 2024 mencapai 639,42 juta dolar AS.
Kepala Badan Standardisasi dan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, mengatakan bahwa ekspansi di sektor ini dapat dilihat melalui Indeks Kepercayaan Industri (IKI), yang pada September lalu secara kumulatif di angka 52,48 poin.
"Perkembangan industri tersebut di tahun ini juga menunjukkan adanya gairah. Kelompok industri farmasi dan obat bahan alam merupakan salah satu dari lima subsektor industri yang mengalami ekspansi tertinggi dalam rilis IKI bulan September 2024," kata Andi Rizaldi, di Jakarta, Kamis (17/10/2024).
Oleh sebab itu, disampaikan bahwa perkembangan industri masih mempunyai prospek yang baik untuk ke depan.
Sehingga, sektor ini masih perlu adanya sinergi yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan daya saingnya di pasar internasional.
Selain itu, kata Andi, saat ini ada beberapa jenis perusahaan industri obat bahan alam di Indonesia, yaitu Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT), Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), Industri Ekstrak Bahan Alam (IEBA) dan Industri Obat Tradisional (IOT) yang menghasilkan 19 ribu produk jamu, serta 99 produk obat herbal terstandar dan 33 produk fitofarmaka.
Andi menegaskan, guna memaksimalkan potensi yang ada di Indonesia, pihaknya mendukung kebijakan pengembangan obat bahan alam.
Khususnya proses produksi dan teknologi manufaktur, dengan salah satu upaya melalui pembangunan House of Wellness atau fasilitas produksi obat bahan alam.
Fasilitas pembuatan obat berbahan alami ini memiliki alat pendukung berupa pengolahan simplisia (segar dan kering) yang menunjang proses sortasi, pencucian, penirisan, perajangan dan pengeringan.
"Kemenperin terus mendorong dan melakukan pembinaan agar industri kecil dapat naik kelas, sehingga produksi obat bahan alam dapat ditingkatkan daya saingnya dalam rangka menguatkan industri farmasi di Indonesia," tegas Andi. (rpi)
Load more