Para pelaku juga diduga bekerja sama dengan spesialis IT luar negeri untuk membangun platform mata uang kripto palsu.
Modus penipuan ini dimulai dengan para pelaku menyamar menjadi sosok tertentu untuk mendekati korban secara daring dan personal, seolah-olah mereka memiliki tujuan romantis.
Lalu, pelaku akan menggunakan deepfake dan membangun identitas lain. Awalnya mereka akan mengirim chat ke korban dan mengaku salah nomor.
Wajah yang memukau pada profil tentu membuat korban terlena, bahkan mereka bisa melakukan video call dengan bantuan teknologi yang canggih.
Selanjutnya, para korban akan diajak berinvestasi ke sebuah platform buatan dengan mata uang kripto palsu. Korban tidak sadar bahwa investasi tersebut tidak ada dan duit mereka langsung dinikmati oleh pelaku.
Modus Pig Butchering ini banyak digunakan oleh sindikat di China untuk menjerat korban di Asia Tenggara. Namun sampai saat ini, masih belum diketahui seberapa luas operasinya di Hong Kong.
Ini bukan yang pertama kalinya penipuan online besar terjadi di Hong Kong. Sebelumnya, sebuah perusahaan desain dan engineering asal Inggris melaporkan penipuan yang merugikan perusahaan hingga 25 juta dolar AS atau sekitar Rp388,1 miliar. (nsp)
Load more