Hingga kini, tidak ada sistem penyimpanan energi skala besar yang beroperasi di negara ini. Namun, proyek ekspor listrik ke Singapura bisa menjadi dorongan untuk mempercepat implementasi ESS dan BESS, dengan kapasitas penyimpanan diprediksi meningkat hingga 1.000 kali lipat pada 2030, mencapai 33,7 GWh.
IESR mengusulkan beberapa langkah untuk mempercepat penggunaan ESS di Indonesia.
Pertama, memperbaiki kerangka regulasi dan memberikan kepastian hukum bagi pengembang ESS untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kepercayaan investor.
Kedua, mengembangkan infrastruktur dan teknologi penyimpanan energi dengan proyek percontohan. Ketiga, memperbaiki aspek ekonomi proyek penyimpanan energi. Keempat, memastikan bahwa praktik penambangan untuk industri terkait dilakukan secara bertanggung jawab.
Dapat disimpulkan, Indonesia berada di jalur yang menjanjikan untuk mengadopsi energi terbarukan, terutama energi surya dan sistem penyimpanan energi. Meskipun masih banyak tantangan, dengan kebijakan yang tepat, negara ini memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam transisi energi global. (rpi)
Load more