Jakarta, tvOnenews.com - Rachmat Pambudy kini sudah resmi menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menggantikan Suharso Monoarfa. Kini, pihaknya sudah menyiapkan satu slot deputi untuk melanjutkan ide Suharso terkait transformasi digital.
Jika slot tersebut belum disediakan, berarti ada sesuatu yang salah karena pihaknya telah menyiapkan kedeputian tersebut sebelum Suharso Monoarfa selesai menjabat sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas periode 2019-2024.
Rachmat saat ini sudah berbicara dengan Menteri Sekretaris Negara yakni Prasetyo Hadi serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Rini Widyantini untuk menyiapkan kedeputian tersebut.
Sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas 2024-2029, Rachmat meminta wakil Wakil Menteri PPN/Kepala Bappenas dihadirkan kembali untuk membantu kinerja beliau yang ditempati oleh Febrian Alphyanto Ruddyard.
Di sisi lain, Suharso Monoarfa menganggap penambahan kedeputian yang diinginkan Rachmat Pambudi bertujuan untuk mengorkestrasi proses transformasi digital secara nasional. Misalnya mengakselerasi Government Technology (GovTech) yang bertugas untuk mengintegrasikan seluruh layanan digital serta menciptakan standarisasi ekosistem digitalisasi pemerintahan.
“Bahkan, sebenarnya kalau yang saya usulkan, kita harusnya punya Menteri Digital, Kementerian Digital. Itu jauh lebih pas bisa ngatur semuanya gitu,” katanya.
Tidak hanya itu, Suharso Monoarfa juga berharap adanya Integrated Digital Space (IDW) yang sudah diimplementasikan sejak Januari 2020 bisa kembali dilanjutkan oleh Kepala Bappenas yang sekarang. Menurutnya, kantor Bappenas menjadi yang pertama dapat bekerja secara work from home (WFH) saat dilanda pandemi COVID-19 berkat adanya IDW.
“Seberapa ratus ribu atau jutaan data Bappenas ada di sana, itu bagus sekali kalau bisa diteruskan. Itu yang mudah-mudahan bisa dilanjutkan, digunakan, dan dilengkapi, disempurnakan. Karena saya percaya Pak Pambudy akan memimpin Bappenas dengan lebih hebat, didukung oleh para profesor, guru besar dari IPB (Institut Pertanian Bogor). Apalagi, kita akan lebih konsentrasi terhadap ketahanan pangan dan seterusnya. Saya kira beliau orang yang pas untuk lima tahun berikut ini atau bahkan seterusnya, sampai 10 tahun,” pungkas Suharso. (ant/nsp)
Load more