Jakarta, tvOnenews.com - Mengisi 75 tahun hubungan kerja sama antara Indonesia dan Filipina, Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menekankan pentingnya menjaga stabilitas perekonomian kedua negara di tengah tantangan Laut China Selatan.
Hal itu disampaikan Anindya Bakrie seusai menjadi pembicara pembuka dalam diskusi Philippine Business Club Indonesia (PBCI) yang bertajuk West Philippine Sea: Impact on ASEAN Trade & Investment di Westin Jakarta Hotel, Jakarta Selatan, pada Jumat (25/10/2024) malam.
Anindya menyoroti, betapa vitalnya stabilitas di wilayah Laut Filipina Barat untuk mempertahankan dan meningkatkan investasi lintas ASEAN, khususnya antara Indonesia dan Filipina.
Ketika ditanya mengenai kekhawatiran investor terhadap situasi di Laut Filipina Barat, Anindya menyebutkan tiga alasan utama yang membuat kawasan ini begitu penting di mata perusahaan internasional.
“Wilayah di Laut China dan Laut Filipina mencakup area sekitar 3,5 juta kilometer persegi. Laut Filipina sendiri merupakan bagian besar dari area ini,” ujar Ketum Kadin Indonesia, dikutip Sabtu (26/10/2024).
Menurut Anindya, selain luas wilayah dan lokasinya yang strategis, Laut Filipina Barat memiliki biodiversitas laut yang sangat kaya dan perlu dilindungi.
"Wilayah ini kaya akan biodiversitas laut. Kami percaya pentingnya menghormati kedaulatan sambil melindungi keanekaragaman hayati di Laut Filipina Barat," tambahnya.
Di sisi lain, Anindya juga menekankan peran vital kawasan ini sebagai jalur transportasi utama. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat memahami pentingnya jalur maritim.
"Ini adalah sumber mata pencaharian bagi banyak orang dan jalur transportasi utama. Indonesia mendukung inisiatif Filipina untuk melindungi wilayah mereka," katanya.
Anindya juga melihat potensi besar untuk lebih mempererat kerja sama di antara kedua negara dalam sektor-sektor strategis.
"ASEAN memiliki ekonomi senilai US$3,6 triliun, di mana Indonesia dan Filipina bersama-sama menyumbang lebih dari setengahnya. Investasi bersama sangat penting," jelas Anindya.
Lebih lanjut, CEO Bakrie & Brothers itu menyebut bahwa Kadin Indonesia sedang menjajaki kerja sama dalam sektor mineral kritis seperti nikel bersama pihak Filipina.
Anindya Bakrie menekankan bahwa kolaborasi antara Indonesia dan Filipina sangat penting, terutama karena gabungan populasi kedua negara mencapai setengah dari total populasi ASEAN.
“Kolaborasi bukan hanya antara Indonesia dan Filipina, walaupun itu sangat penting, tetapi juga bagaimana ASEAN bisa bekerja sama dengan lebih baik,” kata Anindya Bakrie.
Dalam diskusi Jumat malam tersebut, hadir juga sebagai pembicara pembukaan lainnya yakni Duta Besar Republik Filipina untuk Indonesia HE Gina A. Jamoralin dan Ketua PBCI Antonio Capati.
Sementara, turut mendampingi Anindya dalam acara tersebut adalah Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Luar Negeri Kadin Indonesia Bernardino M. Vega. (rpi)
Load more