Terkait hal ini, Anindya mencontohkan salah satu negara tersebut diantaranya yakni Amerika Serikat. Dirinya mengungkapkan bahwa negara yang kuat dunia usahanya ini belum tentu memiliki ketiganya setelah Pemilu 5 November 2024.
“Jadi lucu sekali, waktu tahun 90-an akhir saya bekerja di Amerika, selalu apa-apa bicara mengenai Indonesia, dibilang ekonominya prospektif tapi politically unstable. Nah, sekarang kita bicara berbeda untuk Amerika,” ungkapnya.
Sementara itu Anindya menuturkan dalam rangka mencapai Indonesia Emas, dunia usaha dalam continuity akan berjalan lebih baik melalui transisi kepemimpinan dari masa pemerintahan Joko Widodo ke Prabowo Subianto.
“Nah, continuity saya rasa dalam rangka Indonesia mencapai Indonesia Emas, itu adalah sesuatu yang patut kita syukuri dan kita terlihat di dalam apa yang terjadi dari transisi kepemimpinan dari Pak Jokowi ke Pak Prabowo,” terangnya.
Anindya mengungkapkan bahwa saat ini nikai kepuasan masyarakat Indonesia kepada Prabowo sudah 91 persen. Namun untuk mencapai visi misi diperlukan tahapan. Maka diperlukan juga kerja sama dadi semua pihak.
“Nilai kepuasaan kepada Pak Prabowo di 11 hari ini adalah 91 persen. Jadi rupanya beliau tahu. Beberapa hal yang membuat kita optimis di dunia usaha, dan angka yang bisa disebut 8 persen secara bertahap, itu di dalam pidato beliau mengatakan bahwa penegakan hukum adalah prioritas utama,” ungkap Anindya. (ars/aes)
Load more