Jakarta, tvOnenews.com - Airlangga Hartarto selaku Menteri Koordinator Perekonomian menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sebanyak 8 persen bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan.
Ia menyebutkan dampak COVID-19 membuat perekonomian dunia belum sepenuhnya kembali seperti sedia kala. Saat ini, pertumbuhan dunia masih di kisaran 3 persen.
Maka dari itu, Airlangga menyebut diperlukan sumber-sumber pertumbuhan baru dan adaptasi teknologi dan inovasi sehingga bisa mewujudkan pendapatan yang lebih tinggi.
“Pertumbuhan ekonomi dunia belum kembali seperti era sebelum COVID. Sekarang masih rata-rata di 3 persen. Oleh karena itu, untuk menggali pertumbuhan perlu didorong sumber pertumbuhan baru, adaptasi teknologi dan inovasi agar kita bisa mencapai pendapatan di atas pendapatan menengah,” ujarnya.
Selain itu, Airlangga menyebut ekonomi dan keuangan syariah bisa menjadi salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di masa depan.
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memperingatkan bahwa perekonomian global saat ini sedang terancam pada pertumbuhan rendah serta tingkat utang yang tinggi. Hal ini mendesak para pembuat kebijakan untuk mengatasi utang serta melaksanakan reformasi pro-pertumbuhan.
"Perekonomian global terancam terjebak dalam jalur pertumbuhan rendah dan tingkat utang tinggi, yang berarti pendapatan yang lebih rendah dan lapangan kerja yang lebih sedikit. Itu juga berarti pendapatan pemerintah yang lebih rendah, yang mengarah pada lebih sedikitnya investasi untuk mendukung keluarga dan memerangi tantangan jangka panjang seperti perubahan iklim," demikian disampaikan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) Kristalina Georgieva dalam sebuah konferensi pers pada Pertemuan Tahunan IMF dan World Bank Group 2024 yang sedang berlangsung.
Selain itu, IMF pada World Economic Outlook (WEO) terbaru yang dirilis pada Selasa (22/10), mempertahankan soal proyeksi pertumbuhan global pada 2024 sebesar 3,2 persen, konsisten dengan proyeksinya bulan Juli.
Kemudian prospek pertumbuhan untuk lima tahun ke depan terlihat masih lesu yakni 3,1 persen. Ini merupakan tingkat pertumbuhan yang paling rendah dalam beberapa dekade terakhir.
Ekonomi-ekonomi maju diperkirakan akan tumbuh 1,8 persen tahun ini, sementara "emerging market" serta negara-negara berkembang akan tumbuh 4,2 persen. Menurut proyeksi tersebut pertumbuhan perekonomian China saat ini sedang berada di jalur yang pas untuk tumbuh sebesar 4,8 persen, (ant/nsp)
Load more