Kenaikan penyaluran kredit juga berkontribusi pada peningkatan aset BRI sebesar 5,94% yoy, menjadi Rp1.961,92 triliun. BRI juga berhasil menjaga kualitas aset dengan baik.
NPL pada triwulan III 2024 tercatat turun menjadi 2,9% dari 3,07% pada periode yang sama tahun lalu, didukung strategi manajemen risiko yang disiplin di semua lini bisnis.
Lebih lanjut, perseroan berhasil menurunkan rasio Loan at Risk (LAR) dari 13,8% pada triwulan III 2023 menjadi 11,66% pada triwulan III 2024. Dengan rasio NPL Coverage mencapai 215,44%, BRI menunjukkan kesiapan dalam menghadapi risiko melalui cadangan yang kuat.
"BRI mengelola kualitas aset dengan berbagai langkah mitigasi risiko, seperti tumbuh secara selektif, pemantauan kredit proaktif, dan penguatan pencadangan," ujar Sunarso.
Di sisi lain, BRI juga berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp1.362,42 triliun, meningkat 5,59% yoy dengan dominasi CASA yang mencapai 64,17%, naik dari 63,64% pada periode yang sama tahun lalu.
Transformasi digital BRI melalui aplikasi BRImo terbukti mendorong peningkatan tabungan, terutama di kalangan milenial. Per September 2024, pengguna BRImo mencapai 37,14 juta dengan volume transaksi Rp4.034 triliun, tumbuh 35,2% yoy.
BRI juga memperluas jangkauan perbankan ke masyarakat yang belum terlayani melalui lebih dari 1 juta AgenBRILink di 62 ribu desa di Indonesia.
Load more