Jakarta, tvOnenews.com - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari Jumat (1/11/2024) dibuka melemah jelang perilisan data inflasi Indonesia Oktober 2024.
“Badan Pusat Statistik merilis data IHK Oktober 2024 hari ini, yang mencatatkan inflasi,” kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede di Jakarta, Jumat.
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan bahwa perekonomian Indonesia mengalami inflasi 0,08 persen (month-to-month/mtm) pada Oktober 2024.
Inflasi tahunan saat ini mencapai 1,71 persen (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender 0,82 persen (year-to-date/ytd).
Selain itu, Josua juga menyebutkan bahwa pergerakan rupiah yang terbatas disebabkan oleh sinyal mixed dari rilis data ekonomi AS.
Di sisi lain, produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) di kuartal III-2024 melambat lebih dari yang diantisipasi, sementara itu data ketenagakerjaan AS, ADP Employment Change, melampaui estimasi pada Oktober 2024.
Kemudian, indikator harga pilihan untuk The Fed, Indeks Harga PCE, sedikit menurun 2,1 persen yoy pada September 2024 dari 2,3 persen yoy, tetapi Indeks Harga PCE Inti masih mencatat 2,7 persen yoy, lebih tinggi dari yang diharapkan sebesar 2,6 persen yoy.
Data karyawan pengangguran di AS juga secara mengejutkan menurun menjadi 216 ribu pada pekan yang berakhir pada 25 Oktober 2024, mencerminkan pasar tenaga kerja AS yang relatif lebih ketat.
Oleh karena itu, investor cenderung berhati-hati menjelang rilis data tingkat pengangguran AS dan NFP pada Jumat.
Saat ini, Josua memprediksi bahwa rupiah bergerak di kisaran Rp15.650 per dolar AS sampai dengan Rp15.750 per dolar AS pada perdagangan hari ini. (ant/nsp)
Load more