Keberhasilan program ini akan dievaluasi secara berkala melalui indikator kesehatan seperti tinggi dan berat badan anak.
Evaluasi ini akan melibatkan beberapa instansi, termasuk Puskesmas dan sekolah, dengan BPOM yang mengawasi kualitas keamanan pangan.
“Kami berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk memantau gizi anak dan edukasi tentang pola hidup bersih dan sehat. Semua ini dilakukan agar kualitas program tetap terjaga dan bermanfaat maksimal,” ujar Ikeu.
Namun, program ini menghadapi tantangan, terutama terkait pasokan pangan dan pengawasan implementasi di lapangan. Selain itu, ada tantangan dalam menyesuaikan menu makanan agar sesuai dengan budaya setempat.
“Kami memastikan standar gizinya tetap tinggi, tetapi jenis menunya disesuaikan dengan bahan pokok lokal,” lanjutnya.
Melalui program makan bergizi gratis ini, pemerintah berharap dapat menciptakan generasi yang sehat dan cerdas sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor pangan dengan memaksimalkan hasil petani lokal.
Harapan besarnya, program ini bisa terus berlanjut dengan dukungan pemerintah, swasta, dan masyarakat luas.
Load more