Jakarta, tvonenews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa perhelatan Moto GP Mandalika dan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2024.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menuturkan bahwa lapangan usaha tumbuh, diantaranya penyediaan akomodasi serta makanan dan minuman, yang tumbuh 8,33 persen yoy.
Selain itu, lapangan usaha jasa lainnya serta lapangan usaha transportasi dan pergudangan masing-masing juga tumbuh signifikan secara tahunan sebesar 9,95 persen yoy dan 8,64 persen yoy.
“Lapangan usaha yang tumbuh tinggi antara lain transportasi dan pergudangan, sejalan dengan meningkatnya jumlah penumpang seluruh moda angkutan dan peningkatan pengiriman barang, serta akomodasi dan makanan minuman yang didorong oleh agenda berskala nasional dan internasional, seperti Moto GP Mandalika dan PON XXI,” ujarnya, Selasa (5/11/2024).
Moto GP Mandalika digelar di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 27-29 September sementara PON XXI dilaksanakan di sejumlah kota di Aceh dan Sumatera Utara pada 9-20 September.
Meskipun mengalami pertumbuhan yang tinggi, tiga lapangan usaha tersebut bukanlah yang memiliki andil tertinggi terhadap PDB.
Amalia menyatakan bahwa lapangan usaha utama yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB adalah industri pengolahan (19,02 persen), pertanian (13,71 persen), perdagangan (13,09 persen), konstruksi (10,06 persen), dan pertambangan (9,06 persen).
Kelima lapangan usaha tersebut masing-masing mencatatkan PDB atas dasar harga berlaku sebesar Rp1.072,6 triliun, Rp773,2 triliun, Rp738,2 triliun, Rp567,3 triliun, serta Rp511,1 triliun.
“Pada triwulan III 2024 secara year-on-year seluruh lapangan usaha tumbuh positif. Lapangan usaha utama yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB adalah industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan. Total share (andil) kelima lapangan usaha ini adalah sebesar 64,94 persen terhadap PDB,” imbuhnya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen yoy, menurun dibandingkan pertumbuhan triwulan II sebesar 5,05 persen yoy.
Meskipun begitu, perekonomian Indonesia tumbuh secara kumulatif sebesar 5,03 persen sepanjang Januari hingga September 2024. (ant/vsf)
Load more