Tidak hanya itu, Putu menyebut retaliasi proteksionisme juga berpotensi akan dilakukan oleh negara-negara lain sebagai dampak ketiga. Hal ini akan semakin membuat perdagangan internasional akan semakin menjauh dari semangat perdagangan bebas.
“Kebijakan proteksionisme sedang terjadi dan kemungkinan akan bereskalasi karena Trump. Makin berjamur. The Indonesian Institute melihat bahwa kebijakan proteksionis di seluruh dunia, seperti pembatasan perdagangan, memiliki Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 82,55 persen selama periode 2009-2022. CAGR pembatasan perdagangan yang diberlakukan untuk barang itu 77,63 persen, untuk jasa sebesar 61,68 persen, dan untuk investasi sebesar 52,04 persen,” katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, negara maju mendominasi banyaknya kebijakan proteksionis di dunia. Jika para mitra dagang Indonesia melakukan proteksionisme imbas dari kebijakan Trump, Indonesia akan semakin merugi. (ant/nsp)
Load more