Ia mengungkap meningkatnya angkot bodong diduga berasal dari angkot Jakarta, yang kemudian dibeli dan beroperasi di Banten.
Namun pembeli tidak mengurus izinnya, dan seringkali tidak memiliki surat-surat kendaraan.
Penertiban angkot bodong, kata Tri, sulit dilakukan karena seringkali para supir saling berkomunikasi saat pihaknya melakukan razia.
Selain itu fisik angkot bodong sudah mengalami modifikasi untuk mengelabui petugas Satlantas di lapangan, hingga menggunakan plat nomor palsu.
Tri mengimbau agar perusahaan-perusahaan angkot dapat mengurus izin resmi jika ingin beroperasi di trayek Serang-Balaraja.
Sehingga, dapat menjaga kondusifitas antara para supir dan pemilik perusahaan yang resmi memiliki izin.
"Mudah-mudah ada kesadaran dari para pemilik usaha," ujar dia.
Load more