Selain itu, kebijakan fiskal di bawah Trump diperkirakan akan ekspansif. Kenaikan imbal hasil (yield) US Treasury 10 tahun mencerminkan ekspektasi bahwa anggaran pemerintah AS akan mendukung pengeluaran besar.
Dolar AS juga cenderung menguat didorong oleh kebijakan ekonomi Trump yang meliputi penurunan pajak korporasi dan peningkatan belanja untuk sektor-sektor penting, termasuk tarif impor yang lebih tinggi.
Di sisi lain, Trump diperkirakan tidak akan seagresif Joe Biden dalam kebijakan perubahan iklim.
Kebijakan ini bisa memengaruhi komitmen global untuk mengurangi emisi karbon, dengan prediksi bahwa Trump mungkin mendukung peningkatan produksi bahan bakar fosil dan berimbas pada harga minyak serta perkembangan industri kendaraan listrik.
Kecemasan Sri Mulyani terkait dampak kebijakan ini pernah ia sampaikan sebelumnya. Dalam konferensi pers APBN KiTa pekan lalu di Jakarta, Sri Mulyani menjelaskan bahwa kebijakan Trump di periode lalu kurang berpihak pada penurunan emisi karbon di sektor energi.
Ia khawatir kebijakan yang sama bisa kembali menaikkan produksi minyak AS, yang bisa memicu kenaikan harga minyak internasional dan berdampak luas pada pasar global. (ant/rpi)
Load more