"Hilirisasi skala rumah tangga UMKM untuk membuat produk-produk turunan jadi ketika harganya turun dan pasokan banyak, tidak bisa dijual, tapi bisa diolah dulu dan hasilnya bisa lebih awet. Ketika harga turun mungkin dari sisi produsen petani untuk tidak menjual barangnya secara langsung, keseluruhan, tapi bisa menahan barang tersebut mungkin bisa berkoordinasi dengan BUMDes," ujarnya.
Sebagai informasi, Provinsi Bengkulu pada Oktober 2024 kembali mengalami deflasi untuk kelima kalinya dalam lima bulan berturut-turut. Deflasi Bengkulu Oktober 2024 dicatat sebesar 0,09 persen.
Awalnya pada Mei 2024, inflasi Bengkulu melebihi batas atas rentang target inflasi nasional, dengan nilai inflasi sebesar 3,71 persen (yoy).
Lebih lanjut, memasuki Juni 2024, Bengkulu mengalami deflasi bulanan, sebesar minus 0,04 persen. Kondisi tersebut membawa inflasi Bengkulu sedikit mengalami penurunan pada level 3,64 persen, namun masih sedikit di atas tentang target nasional.
Beralih ke Juli 2024, Bengkulu kembali mengalami deflasi bulanan, kali ini cukup dalam berada pada level minus 0,7 persen. Deflasi itu langsung menarik angka inflasi Bengkulu turun ke dalam rentang target nasional, bahkan turun 1,33 persen, dan berada pada level 2,31 persen (yoy).
Berikutnya pada Agustus, provinsi berjuluk Bumi Rafflesia itu kembali mengalami deflasi minus 0,18 persen (mtm). Angka tersebut memang sedikit mendorong inflasi daerah ke level 2,34 persen (yoy}, tetapi angka tersebut masih berada dalam target nasional.
Dan pada September 2024, Bengkulu mengalami deflasi 0,28 persen atau inflasi minus 0,28 persen (mtm) sehingga membuat inflasi Bengkulu pada September ini menjadi sebesar 1,48 persen (yoy). Pada Oktober 2024, Bengkulu kembali mengalami deflasi 0,09 persen atau inflasi tahunannya menjadi 1,34 persen (yoy).
Load more