Jakarta, tvonenews.com - Meski hanya tersisa satu bulan di 2024, Bank Indonesia (BI) masih membuka peluang terjadinya penurunn suku bunga acuan atau BI-Rate. Suku bunga acuan yang saat ini di level 6,00 persen masih berpeluang diturunkan pada Rapat Dewan Gubernur BI bulan Desember 2024 mendatang.
Peluang penurunan suku bunga acuan di akhir tahun ini tersirat dalam pernyataan Gubernur BI, Perry Warjiyo saat mengumumkan kebijakan suku bunga acuan seusai Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Rabu (20/11/2024). Penurunan suku bunga akan akan dilakukan dengan pertimbangan nilai tukar Rupiah dan tingkat inflasi.
Dalam kesempatan yang sama, nilai tukar Rupiah diprakirakan stabil didukung komitmen Bank Indonesia menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik.
Sementara, Bank Indonesia meyakini inflasi IHK tetap terkendali dalam sasarannya. Inflasi inti diprakirakan terjaga seiring ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik.
Sedangkan inflasi yang berasal dari impor (imported inflation) diyakini masih terkendali sejalan dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah Bank Indonesia, serta dampak positif berkembangnya digitalisasi.
Lebih lanjut Perry Warjiyo memperkirakan, inflasi bahan pangan bergejolak (volatile food/VF) akan tetap terkendali didukung oleh sinergi pengendalian inflasi Bank Indonesia dan Pemerintah Pusat dan Daerah.
“Bank Indonesia terus berkomitmen memperkuat efektivitas kebijakan moneter guna menjaga inflasi tahun 2024 dan 2025 terkendali dalam sasaran 2,5±1%, dengan tetap mendukung upaya penguatan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Bertahan Tiga Bulan
Sementara untuk bulan November 2024, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00 persen. Sementara, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan BI-Rate di level 6,00 persen ini merupakan bulan ketiga setelah pada September 2024 lalu tingkat suku bunga acuan diturunkan 25 basis poin, dari level 6,25 persen.
“Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” jelas Perry Warjiyo.
Saat ini, fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global dengan perkembangan politik di Amerika Serikat (AS). (hsb)
Load more