“Indonesia telah membuat komitmen yang kuat termasuk penyebaran 100 GW energi baru selama 5 tahun ke depan dengan 75% berasal dari energi terbarukan,” ungkapnya.
Selain itu, Indonesia juga sedang mengembangkan 70.000 km jalur transmisi untuk menghubungkan pulau-pulau utama di seluruh negeri. Ada juga rencana reboisasi besar-besaran untuk memulihkan 12 juta hektare lahan terdegradasi di seluruh Indonesia.
“Dan akhirnya, kami berencana untuk membangun pasar karbon terverifikasi di Indonesia untuk memobilisasi aliran dana dari Global North (Utara) ke Global South (Selatan),” ujar Anindya.
Acara yang bertemakan “Indonesia's Investment Landscape: What Next?” ini dibuka oleh Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya, Desra Percaya. Juga hadir sebagai pembicara adalah Executive Chairman Tony Blair Institute for Global Change Sir Tony Blair, dan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani.
“Tadi dihadiri kurang lebih 180 orang, kebanyakan dari UK (Inggris Raya). Tentunya kita menyampaikan bagaimana potensi kita di renewable energy (energi terbarukan), potensi kita di downstreaming (hilirisasi), clean energy (energi bersih). Kita ingin mereka tahu inilah program besar kita,” kata Rosan yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan Kadin Indonesia.
Rosan menambahkan bahwa IIF dan forum sejenis lainnya sangat penting dan kritis bagi Indonesia demi mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%.
“Kita perlu kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak seperti pihak asing dan investasi asing. Jelas, selain investasi, untuk mencapai target 8% juga tetap berasal dari konsumsi dalam negeri, dari belanja pemerintah, dan dari ekspor,” terang Rosan.
Load more