Jakarta, tvOnenews.com - Sebagai upaya menjaga dan mengelola kekayaan negara, PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah menyelamatkan aset negara berupa tanah dan bangunan senilai Rp1 triliun selama periode Januari hingga November 2024.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba dalam keterangannya mengatakan bahwa upaya itu adalah bagian dari tanggung jawab KAI dalam mengelola dan mengoptimalkan aset negara.
"Dari Januari hingga 18 November 2024 KAI berhasil menertibkan aset lahan dan bangunan perusahaan seluas 775.069,39 m2 dengan nilai Rp1.007.491.607.828,” kata Vice President Public Relations KAI Anne Purba di Jakarta, Sabtu (23/11/2024).
Selain bergerak di bidang perkeretaapian, Anne menyebut KAI juga terus berupaya mengoptimalkan aset tanah dan bangunan yang dimiliki perusahaan melalui berbagai bentuk kerja sama komersial.
Diketahui pada tahun 2022, KAI berhasil menertibkan 933.058,21 m2 lahan dan bangunan perusahaan dengan nilai aset Rp1.696.107.018.408.
Kemudian pada tahun 2023, KAI kembali berhasil menertibkan lahan dan bangunan seluas 729.680,32 m2 yang nilainya mencapai Rp2.086.050.525.471.
Kinerja penertiban aset KAI ini menurutnya merupakan hasil kolaborasi yang solid antara KAI dan berbagai pemangku kepentingan terkait. Sinergi tersebut tentu saja melibatkan pemerintah, BPN, Kejaksaan, TNI, Kepolisian, serta pihak terkait lainnya.
"Kerjasama itu tentunya sangat penting dalam memastikan proses penertiban berjalan lancar dan efektif," tutur Anne.
Lewat berbagai upaya yang diambil tersebut, KAI berharap bisa terus meningkatkan pengelolaan aset dan menyumbangkan kontribusi positif untuk negara dan masyarakat.
Sebagai informasi, selama empat tahun sejak pandemi COVID-19 serta tambahan proyek penugasan lain berupa penyelesaian proyek kereta cepat Jakarta - Bandung, KAI telah memiliki aset yang tumbuh sangat signifikan hingga 53 persen, yakni mencapai Rp81,37 triliun di akhir tahun 2023.
"Secara rata-rata, total aset KAI tumbuh 15,23 persen per tahun sejak tahun 2020, dan kedepannya pertumbuhan ini akan terus terjaga seiring dengan kenaikan operasional KAI di masa mendatang,” jelas Anne.
Lebih lanjut, Anne mengatakan, pertumbuhan aset KAI tersebut didorong oleh niat perusahaan untuk terus melakukan investasi.
Utamanya dalam hal peningkatan kualitas aset tetap berupa peremajaan armada sarana lokomotif, kereta, gerbong hingga fasilitas prasarana stasiun di seluruh wilayah operasi.
Selain melakukan aksi investasi, upaya lain yang dilakukan KAI untuk meningkatkan nilai aset yang dimiliki juga dilakukan dengan komersialisasi.
Misalnya dengan membuka kesempatan bagi perusahaan-perusahaan untuk bekerja sama pada program branding di stasiun, kereta, dan hak penamaan (naming rights) seluruh wilayah KAI Group Jawa dan Sumatera.
Hingga saat ini, KAI telah mempunyai total 569 Stasiun yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera dengan rerata 320 perjalanan KA JJ dan KA Lokal yang dikelola KAI, 14 perjalanan KA Lokal yang dikelola KAI Commuter dan 42 perjalanan KA Bandara.
Selain itu, KAI juga telah berkontrak dengan berbagai perusahaan untuk naming rights/hak penamaan di empat stasiun, yakni Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng, Stasiun BNI City, Stasiun LRT Jabodebek Pancoran Bank BJB, dan Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas BNI.
“Upaya komersialisasi aset ini tentunya akan memberikan kontribusi bagi KAI dan negara. Melalui berbagai kerja sama komersial yang dilakukan, KAI tidak hanya memperkuat pendapatan perusahaan tetapi juga memberikan kontribusi berupa pajak dan dividen," kata Anne. (ant/rpi)
Load more