Jakarta, tvOnenews.com - Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ulil Ryanto Anshari meregang nyawa karena jadi korban polisi tembak polisi.
AKP Ulil Ryanto Anshari ditembak oleh rekan satu profesinya, AKP Dadang Iskandar, yang saat kejadian polisi tembak polisi itu terjadi menjabat sebagai Kabag Ops Polres Solok Selatan.
Dari kronologis yang dihimpun hingga Minggu (24/11/2024), kejadian polisi tembak polisi itu diduga dipicu oleh penangkapan pelaku galian C tambang ilegal di wilayah hukum setempat oleh AKP Ulil Ryanto Anshari.
Hal itu berkenaan kejadian polisi tembak polisi itu terjadi tak lama saat AKP Ulil Ryanto Anshari mengamankan pelaku galian C tambang ilegal ke Mapolres Solok Selatan.
Meski mengarah ke dugaan itu, polisi masih mendalami kronologi dan kemungkinan tersebut.
Solok Selatan Surga Tambang Ilegal?
Melansir banyak sumber, Solok Selatan memang telah dicap sebagai surga tambang.
Disebut-sebut, Solok Selatan menjadi salah satu dari beberapa daerah dengan kekayaan kandungan emas paling melimpah di Indonesia.
Banyak yang bilang, Solok Selatan sebagai 'Bukit Emas', melihat kondisi geografis yang banyak pebukitan.
Disinyalir, ada 28.840 hektare potensial lahan tambang yang bisa diincar oleh oknum penambang ilegal maupun calon penambang resmi.
Tambang ilegal di solok juga disebut-sebut ramai.
Itulah sebab, kepolisian setempat gencar melakukan buruan terhadap pelaku tambang ilegal.
Kegiatan tambang emas ilegal di daerah tersebut juga sudah berlangsung lama. Bahkan beberapa pihak menyebut itu sudah dari zaman dahulu.
Kerusakan lingkungan akibat galian ilegal hingga mengakibatkan korban jiwa juga bukan hanya sekali meramaikan media massa.
Masih hangat dalam ingatan, ada 12 penambang emas yang tewas akibat tertimbun longsor di tambang emas ilegal di Solok. Kejadian itu terjadi pada 28 September 2024.
Selain 12 korban jiwa, BPBD setempat mencatat ada 11 penambang luka-luka dan 2 orang dilaporkan hilang. (vsf)
Load more