Sementara, Rachma yang menjalankan usaha camilan berupa Emping Jagung dan catering rumahan, mengungkapkan kisah perjuangannya yang luar biasa.
Bermula dari dampak pandemi yang menyebabkan perusahaan tempatnya bekerja jatuh pailit dengan memulai usaha dari nol alias modal sangat terbatas.
"Saya mulai usaha catering dan camilan ini dari rumah, karena harus bertahan setelah dipecat tanpa pesangon. Modal awal saya sangat kecil, hanya Rp150.000, yang saya dapatkan dari menjual sepeda anak. Saat itu, saya merasa terpuruk, tapi saya harus berjuang demi keluarga," terang Rachma.
Selain itu, Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengapresiasi perjuangan Rachma sebagai ibu rumah tangga sekaligus pengusaha.
Dia percaya jika ibu-ibu membangun semangat yang sama untuk bangkit dari kondisi buruk dan menjalani usaha dengan maksimal maka usaha ultra mikro bisa bersaing di pasar yang lebih luas.
“Selama Indonesia masih memiliki ibu-ibu yang saling peduli sesama, gigih merajut usaha, tentu bisa membantu memperkuat posisi ekonomi bangsa ini," tuturnya.(lkf)
Load more