Jakarta, tvOnenews.com - Harga bitcoin yang meningkat pesat dalam waktu belakangan mencapai Rp1,57 miliar atau 99 ribu dolar AS disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat dan data ekonomi makro Amerika Serikat yang positif, menurut sebuah platform kripto.
Ia mengutip informasi dari platform pembayaran digital global Triple-A bahwa jumlah individu yang menguasai aset kripto globalnya terus bertambah. Pada tahun 2023, jumlah ini sekitar 420 juta, dan pada tahun 2024, tumbuh 34 persen menjadi 562 juta orang.
“Investor kripto yang masuk dalam kategori ritel, seringkali bertanya kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi pada Bitcoin, terutama karena volatilitas dan asumsi bahwa harga Bitcoin sudah terlalu tinggi. Namun, setelah mencapai harga tertingginya di 69 ribu dolar AS pada November 2021, Bitcoin kembali menunjukkan ketahanannya dengan hampir mendekati harga 100 ribu dolar AS. Ini membuktikan peran Bitcoin sebagai aset lindung nilai (store of value) serta memiliki potensi memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan aset lainnya,” kata dia.
Jika dibandingkan dengan dua instrumen investasi seperti emas dan Indeks Harga Gabungan Saham (IHSG) Indonesia, Bitcoin menunjukkan keunggulan dalam return of investment (ROI) selama 14 tahun terakhir. Iskandar menyatakan menjelang 2025, Bitcoin sekarang berada dalam fase bullish.
“Untuk trader pro, aplikasi Pintu menawarkan produk unggulan Pintu Pro Futures, yang memungkinkan trader berinvestasi pada kripto derivatif dengan leverage hingga 25 kali," kata dia.
Bagi investor pemula, Iskandar mengatakan bahwa Platform Pintu menyediakan solusi investasi kripto dengan antarmuka yang mudah digunakan dan akses ke ratusan aset kripto, termasuk koin meme.
Sebelumnya, berdasarkan data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), industri aset kripto di Indonesia mencatatkan total transaksi mencapai Rp475,13 triliun dari Januari hingga Oktober 2024. Ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 352,89 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, yang sebesar Rp104,91 triliun.
Selain pertumbuhan transaksi, jumlah pelanggan aset kripto hingga Oktober 2024 juga mengalami peningkatan signifikan menjadi 21,63 juta pelanggan terdaftar. Sebanyak 716 ribu dari total pelanggan terdaftar di antaranya aktif bertransaksi melalui Pedagang Fisik Aset Kripto (PFAK) yang saat ini terdiri dari tujuh platform berlisensi.
“Bappebti mencatat perkembangan nilai transaksi aset kripto di Indonesia berhasil menembus Rp475,13 triliun pada Januari--Oktober 2024. Nilai tersebut meningkat 352,89 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023, yaitu sebesar Rp 104,91 triliun. Hal ini membuktikan perdagangan aset kripto merupakan salah satu pilihan perdagangan yang diminati masyarakat,” ujar Kepala Bappebti Kasan.
Kasan menambahkan bahwa perkembangan transaksi aset kripto akan memaksimalkan penerimaan negara dari sektor pajak. Sejak 2022 hingga Oktober 2024, penerimaan pajak dari transaksi aset kripto telah mencapai Rp942,88 miliar. (ant/nsp)
Load more