Jakarta, tvonenews.com - Kepala Ekonom Bank Pertama Josua Pardede memprediksi tingkat inflasi di Indonesia akan meningkat pada 2025 seiring dengan sejumlah kebijakan baru pemerintahan.
Josua menyebut, setelah perlambatan yang signifikan pada 2024, tingkat inflasi akan dipengaruhi oleh efek basis yang rendah.
Di luar dampak yang disebabkan oleh kebijakan, inflasi diperkirakan akan meningkat karena permintaan konsumen yang membaik, yang berpotensi menyebabkan inflasi tarikan permintaan yang moderat.
"Meskipun diperkirakan akan meningkat, inflasi diproyeksikan akan tetap terkendali, mencapai sekitar 3,12 persen pada akhir tahun 2025, sesuai dengan kisaran target Bank Indonesia sebesar 1,5 - 3,5 persen," ujar Josua dalam keterangan tertulis, Senin (2/12/2024).
Selain itu, Josua memprediksi tingkat inflasi hingga akhir tahun 2024 tetap berada di bawah dua persen.
Ia memproyeksikan tingkat inflasi tahun 2024 berkisar antara 1,7-2,0 persen, dibandingkan dengan 2,81 persen di tahun 2023, yang mencerminkan lingkungan inflasi yang lebih terkendali.
Angka inflasi yang lebih rendah ini dapat memberikan ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk mempertimbangkan penurunan BI-Rate, terutama jika diselaraskan dengan potensi penurunan suku bunga The Fed.
“Kami memperkirakan inflasi akan tetap berada di bawah dua persen pada akhir tahun 2024, dengan proyeksi kenaikan menjadi sekitar tiga persen pada tahun 2025,” kata Josua.
Prakiraan ini didasarkan pada adanya beberapa faktor. Faktor tekanan harga energi global, yang didorong oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan kawasan Euro menjadi salah satunya, dengan adanya kemungkinan bakal diimbangi oleh potensi penurunan permintaan global.
Selain itu, risiko kenaikan dapat muncul menjelang akhir tahun, terutama dari peningkatan permintaan musiman yang terkait dengan liburan Natal dan Tahun Baru. (ant/nba)
Load more