Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, mengungkapkan peran strategis Indonesia sebagai mitra utama China dan Amerika Serikat di tengah dinamika global yang semakin kompleks.
Dalam kunjungan bersama Presiden Prabowo ke berbagai negara, Anindya mencatat posisi Indonesia sebagai negara non-blok menjadi keunggulan tersendiri untuk menjalin kerja sama dengan kedua kekuatan besar dunia itu.
“China sekarang sangat sadar pertumbuhannya melambat dan mereka butuh teman. ASEAN, khususnya Indonesia sebagai ketua kelasnya, menjadi mitra strategis. Di sisi lain, Amerika Serikat juga bergerak ke arah proteksionisme, membuka peluang bagi Indonesia untuk memperkuat kerja sama bilateral,” ungkap Anindya, di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Kamis (5/12).
Ia menyoroti langkah China yang aktif mencari mitra di sektor perikanan dan perumahan murah, dua bidang yang berpotensi memperkuat perekonomian domestik Indonesia.
Di sisi lain, Amerika Serikat dengan kebijakan ekonominya di bawah Presiden terpilih Donald Trump juga menciptakan ruang negosiasi bagi Indonesia untuk mengembangkan kerangka kerja ekonomi bilateral, seperti CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) dengan Kanada yang baru saja ditandatangani.
“Indonesia berada di posisi yang sangat baik untuk menjadi penghubung strategis antara China dan Amerika Serikat, dua kekuatan global yang sedang bersaing,” jelasnya.
Dengan pendekatan diplomasi yang kuat dan fokus pada hilirisasi serta industrialisasi, kita bisa memanfaatkan momentum ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” sambung dia.
Load more