“Kolaborasi penting dalam penerapan Kerangka Ekonomi Sirkular ASEAN dan Strategi Netralitas Karbon. Upaya ini untuk memastikan keberlanjutan tetap menjadi yang utama dalam strategi ekonomi ASEAN,” ujar Mendag Budi.
Dalam pertemuan ini, Mendag Budi juga menekankan komitmen ASEAN dalam meningkatkan inovasi, daya saing, dan ketahanan rantai pasok di kawasan. Ia pun mendorong ASEAN dan AS untuk berkolaborasi dalam aspek rantai pasok di berbagai industri.
“Hal ini untuk memastikan inisiatif konektivitas terkait rantai pasok yang akan memberikan hasil berarti bagi dunia usaha dan masyarakat,” tegas Mendag Budi.
Pada isu DEFA, Mendag Budi mengapresiasi US-ABC atas penyelenggaraan lokakarya perlakuan nondiskriminatif terhadap produk digital untuk para negosiator di sela-sela Perundingan DEFA ke-7.
“Lokakarya ini akan memperkuat komitmen ASEAN terhadap pasar digital terpadu, menetapkan kebijakan perdagangan yang adil dan kompetitif, serta mendorong inovasi dan inklusivitas di seluruh kawasan,” ujar Mendag Budi.
Selain itu, Mendag Budi menyampaikan tiga program prioritas Kemendag untuk memperkuat kinerja perdagangan Indonesia. Ketiga program ini adalah Penguatan Pasar Dalam Negeri; Perluasan Pasar Ekspor; dan Peningkatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA EKSPOR).
Pada 2023, total perdagangan ASEAN dan AS tercatat sebesar USD 395,9 miliar. Nilai ini menjadikan AS sebagai mitra dagang terbesar kedua bagi ASEAN. Ekspor utama ASEAN ke AS di antaranya perangkat telepon dengan nilai mencapai USD 32,2 miliar, mesin pengolah data otomatis dan unitnya (USD 16,2 miliar), sirkuit terpadu elektronik (USD 16,01 miliar), alat semikonduktor (USD 15,6 miliar), serta perabot lain dan bagiannya (USD 9,14 miliar).
Load more