Jakarta, tvonenews.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyoroti pentingnya perubahan pola pikir masyarakat saat membeli tiket pesawat sebelum melakukan perjalanan.
"Dampak penurunan harga tiket terhadap peningkatan jumlah penumpang mungkin baru terlihat satu minggu lagi. Orang Indonesia biasanya beli tiket di akhir-akhir keberangkatan, sama seperti beli tiket bola. Begitu tiket habis, baru marah," ujar Erick dalam keterangannya, dikutip Minggu (8/12/2024).
Erick mengimbau masyarakat perlu merencanakan perjalanan jauh-jauh hari, seperti yang lazim dilakukan di negara lain.
"Kalau di luar negeri, orang sudah booking tiket dan hotel jauh-jauh hari. Tidak bisa lagi mendadak. Ketika dadakan, harga tiket pasti mahal," kata Erick.
Ketua Umum PSSI itu menceritakan pengalamannya saat kuliah di luar negeri.
"Dulu saya cari tiket murah dari koran. Tiket murah itu biasanya tidak direct, harus transit dua kali. Jadi, memang semuanya harus direncanakan," katanya.
Erick memastikan keputusan penurunan harga tiket pesawat menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 akan terealisasi.
Dalam kunjungannya ke Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta Rabu kemarin, Erick mengatakan penurunan harga tiket pesawat ini merupakan instruksi Presiden Prabowo Subianto.
“Tadi saya bersama Direksi Garuda, Citilink, dan Pelita Air ngecek harga tiket, ternyata benar turun. Ini juga berkat kerja sama dengan Pertamina dan pengelola bandara. Kami mencoba membantu harga tiket lebih baik sesuai dengan instruksi Bapak Presiden," kata Erick.
Meski demikian, Erick mengatakan bahwa upaya ini belum final dan akan terus dievaluasi.
"Ada target pada 15 Desember, akhir bulan saya cek lagi, dan nanti Maret juga saya cek lagi. Ini proses yang harus terus diperbaiki," kata dia.
Sementara itu, Erick mengatakan dirinya menyadari dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 280 juta kapasitas bandara tidak akan cukup apabila tak ada perencanaan yang sistematis.
Oleh karena itu, pemerintah sedang menyusun roadmap lima tahun untuk mengantisipasi lonjakan penumpang di masa liburan seperti Nataru dan Lebaran.
"Pemerintah ingin semuanya terencana. Tidak bisa lagi sifatnya musiman atau kagetan. Kita sedang membuat rencana lima tahun ke depan, bagaimana situasi Lebaran dan Nataru bisa lebih tertata," kata Erick. (nba)
Load more