Jakarta, tvOnenews.com - Euromonitor International selaku perusahaan analisis data merilis daftar nominasi 10 Kota Wisata Terbaik di Dunia. Dalam laporan tersebut, Paris menempati posisi pertama selama 4 tahun dengan 70 juta orang pengunjung ke negaranya.
Tidak hanya itu, negara-negara lain di Eropa seperti Madrid, Roma, Milan, Amsterdam dan Barcelona yang masuk ke dalam daftar tersebut membuat benua ini memiliki negara terbanyak dalam nominasi.
Kota tersebut berhasil meraih posisi ke-9 sebagai kota wisata terbaik di dunia. Menarik untuk dicatat, Bangkok menduduki posisi pertama dalam kedatangan internasional pada tahun 2025.
Sebagai informasi Euromonitor International menganalisis kota-kota ternama di dunia berdasarkan dengan kriteria tertentu yang sudah ditetapkan mencakup keberlanjutan pariwisata, kebijakan pariwisata, kinerja ekonomi, serta kesehatan dan keselamatan bagi para wisatawan.
Ketidaktermasukannya Indonesia dalam daftar 10 kota wisata terbaik dunia membuat Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim menyatakan bahwa seharusnya menjadi kesempatan bagi pemangku kepentingan, terutama Kementerian Pariwisata, untuk melakukan perbaikan di bidang pariwisata.
"Ini adalah momen bagi seluruh pemangku kebijakan pariwisata berbenah," kata Chusnunia di Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Ia menyampaikan bahwa informasi dari perusahaan riset global Euromonitor International yang merilis daftar 10 kota wisata teratas dunia berdasarkan jumlah kedatangan wisatawan menunjukkan Bangkok, Thailand, berada di posisi puncak sebagai kota pariwisata terbaik di dunia.
Menurutnya, kebijakan bebas visa di Thailand menjadi salah satu faktor utama yang menarik banyak pengunjung ke negara Gajah Putih tersebut. Setidaknya ada 64 negara yang mendapatkan akses bebas visa.
"Thailand, Bangkok, tentunya bisa mendatangkan wisatawan mancanegara hingga satu juta per bulan bukan tanpa sebab. Mereka memberikan akses bebas visa dan ini menjadi satu faktor utama yang menjadikan negara ini sangat diminati oleh wisatawan," tuturnya.
Meskipun demikian, Chusnunia juga memberikan pujian kepada pemerintah atas disahkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 95 Tahun 2024 mengenai Bebas Visa Kunjungan.
Dalam perpres tersebut, Indonesia memberlakukan kebijakan gratis visa kunjungan secara timbal balik untuk 13 negara.
Chusnunia menjelaskan bahwa perpres ini memberikan harapan besar bagi iklim investasi di Indonesia.
"Kebijakan ini perlu kita lihat progresnya apa yang menjadi evaluasi? Jika berhasil tentunya kita perlu memikirkan apakah akan ada negara tambahan yang dapat menikmati kebijakan ini," tuturnya.
Chusnunia juga menyoroti masalah anggaran Kementerian Pariwisata yang terbatas. Dengan anggaran tersebut, akan sulit mencapai target devisa pada tahun 2024.
"Anggaran Kemenpar sangat kecil, bagaimana bisa kerja maksimal dengan target devisa sebesar Rp30 triliun dan juga target wisatawan 7,4 juta orang pada tahun ini. Kita tentu harus berbenah memikirkan solusi terbaik untuk pariwisata Indonesia," pungkasnya. (ant/nsp)
Load more