Di sejumlah toko retail dan warung di Kabupaten Banyumas, juga sudah tidak ada yang menjual minyak goreng.
"Memang sudah tidak mendapat kiriman dari sales," ujar Amy, pemilik warung kelontong di Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kabupaten Banyumas, Retno Wulandari, kepada wartawan mengakui, saat ini memang masih terjadi kelangkaan minyak goreng, terutama di pasar tradisional. Harga minyak curah pun telah mencapai Rp19 ribu per liter, di atas harga eceran tertinggi yang ditetapkan, yakni Rp11.500 per liter.
"Di pasar tradisional minyak curah masih tinggi harganya, masih Rp19 ribu. Kemudian minyak kemasan ekonomi atau sederhana memang tidak ada, terus premium ada, tapi jarang banget," ujarnya
Berdasarkan Permendag Nomor 6 Tahun 2022 tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) ditetapkan harga minyak curah Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan ekonomis atau sederhana Rp13.500 per liter, kemudian premium 14 ribu per liter. Akan tetapi, kelangkaan membuat harganya masih tinggi di pasar-pasar tradisional.
Dinperindag sudah mengajukan ke pemerintah pusat untuk operasi pasar sebesar 6.000 liter, tetapi belum dipenuhi sejak pengajuan pada Januari. Terakhir, operasi pasar pada 5 Januari 2022, telah mendistribusikan sebanyak 3.396 liter minyak goreng.
Retno meminta masyarakat untuk tidak melakukan panic-buying dengan membeli minyak goreng secara berlebihan agar harganya tidak terus melonjak.(Sonik Jatmiko/Buz)
Load more