Jakarta, tvonenews.com - Untuk menekan penyebaran penyakit Demam Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF), Badan Karantina Pertanian (Barantin) mengambil langkah cepat dengan berkoordinasi dengan lembaga dan kementerian terkait.
Tindakan mitigasi dilakukan dengan mengintruksikan Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) bersama aparat kementerian/lembaga lainnya dan Pemerintah daerah (Pemda) untuk segera melakukan langkah pengendalian wabah, termasuk penetapan status wabah, penutupan wilayah, serta penerapan biosekuriti pada Wilayah yang diduga terkena ASF di Papua dan Sulawesi.
“Pemda diimbau untuk aktif berkoordinasi dengan kami. Barantin siap selama 24 jam, kami ada di setiap Provinsi. Kami siap memberikan pendampingan,” kata Kepala Barantin Sahat Manaor Panggabean dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (16/12/2024).
Oleh sebab itu, Barantin telah menyiapkan beberapa langkah strategis seperti pengawasan barang bawaan penumpang menjadi prioritas, dengan fokus pada penyuluhan informasi (KIE) kepada penumpang.
Selain itu, Barantin juga berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Avian Security (Avsec) ), Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas), TNI-Polri, dan penanggung jawab alat angkut.
Sahat mengatakan, Barantin juga akan melakukan respons cepat terhadap wabah ASF, yang meliputi pengujian, pelarangan, dan pemusnahan babi yang terinfeksi.
Load more