Jakarta, tvOnenews.com - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, menyarankan agar pemerintah memperkuat sinergi dalam lini bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebelum membentuk holding untuk para pelaku usaha tersebut.
Faisal menjelaskan bahwa idealnya, holding UMKM dibentuk berdasarkan kesamaan lini bisnis. Oleh karena itu, pemerintah perlu merancang desain holding dengan rinci dan menentukan kategori pelaku usaha yang akan masuk ke dalamnya, apakah itu usaha nano, mikro, kecil, atau menengah.
Ia juga menekankan pentingnya pendataan yang lebih komprehensif dan akurat terkait lini bisnis UMKM di Indonesia, terutama usaha nano dan mikro yang cenderung dinamis.
“Mereka (pelaku usaha nano dan mikro) tipikalnya kan dinamis, gampang berubah. Jadi besok mau jualan buah, besok mau jualan beras, gampang sekali berubah,” kata Faisal.
Selain itu, Faisal mengusulkan agar pemerintah meningkatkan kemitraan antara UMKM dan industri besar untuk memperluas akses ke pasar domestik serta mendorong penetrasi ke pasar ekspor.
“Nah kalau holding-nya mau diarahkan ke situ, itu bagus menurut saya, jadi kalau (usaha) menengahnya nanti kalau di holding mau dimitrakan kuat dengan industri tertentu ini targetnya ekspor gitu,” ujarnya.
Load more