Jakarta, tvOnenews.com - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) saat ini terus mengejar penyelesaian proyek besar Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) Paket I.
Hingga Desember 2024, progres fisik proyek JSDP Zona I Paket I telah mencapai 23%. Proyek ini mulai diraih WIKA pada 2022 dan mulai berjalan pada pertengahan 2023, serta ditargetkan selesai pada 2027.
Proyek instalasi pengolahan limbah (IPAL) raksasa ini bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan limbah di DKI Jakarta dengan nilai kontrak mencapai Rp3,23 triliun.
IPAL yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah diharapkan dapat memperbaiki kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat di Ibu Kota.
WIKA mengerjakan proyek ini bersama 3 mitra kerja lain, yaitu Obayashi, Jaya Konstruksi, dan JFE Engineering dalam konsorsium OWJJ.
Menurut Mahendra Vijaya selaku Sekretaris Perusahaan WIKA, Jakarta saat ini mengejar standar pengelolaan limbah yang setara dengan negara-negara maju untuk menjadi Kota Global.
“Proyek JSDP Jakarta merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas sanitasi di kota ini. Dengan pengelolaan air limbah yang lebih baik, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ujar Mahendra Vijaya kepada media, Jumat (20/12/2024).
Di sisi lain, Deputi Project Manager OWJJ Agus Basuki menyebut sewerage yang dikembangkan ini sangat penting bagi Jakarta, terutama mengingat tingginya kepadatan penduduk.
Limbah rumah tangga, perkantoran, dan bangunan komersial akan diolah di IPAL agar memenuhi standar kualitas sebelum dilepas ke alam.
Agus juga memaparkan, keterbatasan lahan sering kali membuat septic tank terlalu dekat dengan sumur air tanah, sehingga berisiko mencemari sumber air dengan bakteri berbahaya.
“Proyek ini diharapkan bisa meningkatkan kesehatan masyarakat di sekitar dan menciptakan masyarakat yang lebih sehat itu. Dan akan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” kata Agus ketika kunjungan media ke lokasi proyek JSDP di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (12/12/2024).
Proyek JSDP Zona I merupakan bagian dari inisiatif Kementerian Pekerjaan Umum dengan pendanaan dari Japan International Cooperation Agency (JICA).
Proyek ini masuk dalam Proyek Strategis Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 dan didukung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Peraturan Gubernur Nomor 41 Tahun 2016 tentang Rencana Induk Pengelolaan Air Limbah Domestik.
"Proyek ini dirancang untuk mengolah air limbah secara terpusat. Jadi, baik limbah skala rumah tangga, kawasan tertentu, maupun industri akan dikumpulkan (collecting) untuk dikelola. Selama ini, beberapa kawasan memiliki pengelolaan limbah mandiri, tetapi untuk skala kecil, pengelolaannya belum optimal," imbuh Agus.
IPAL dalam proyek ini akan memiliki kapasitas hingga 240.000 meter kubik per hari di atas lahan seluas 3,9 hektar.
Fasilitas ini dirancang untuk mengolah limbah domestik menjadi air ramah lingkungan yang manfaatnya mampu setara dengan volume limbah 1 juta jiwa.
Selain meningkatkan kualitas sanitasi, proyek ini juga diharapkan berkontribusi pada penurunan angka stunting di Jakarta.
Selain Paket I, terdapat pula Paket 2 senilai Rp862 miliar dan Paket 3 senilai Rp1,82 triliun.
JSDP yang beberapa waktu lalu sempat ditinjau oleh Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka, tidak hanya bukti nyara pemerintah dalam menghadirkan solusi sanitasi yang lebih baik, tetapi juga komitmen kolaborasi antara berbagai pihak untuk mewujudkan kota yang sehat dan berkelanjutan.
Pembangunan JSDP ini diharapkan yang berjalan sesuai target, serta akan mendongkrak peningkatan kesehatan dan kualitas lingkungan di Jakarta semakin mendekati kenyataan. Total, ada 14 zona di seluruh Jakarta yang nantinya diharapkan bisa menjadi prioritas pemerintah di masa mendatang. (rpi)
Load more