Jakarta, tvOne
“Kedelai ini masalahnya adalah masalah internasional, ada yang bisa kita bisa pasok dari Indonesia itu antara 15-25 persen. Jadi antara sampai 500 ribu sampai 700 ribu ton yang bisa di supply oleh nasional,” jelas Lutfi di Makassar, Kamis, 17 Februari 2022.
Sementara itu, untuk sisa dari kebutuhan kedelai dalam negeri sebesar 3,6 juta ton harus melalui impor. Dengan terkendala cuaca tersebutlah yang menjadi salah satu penyebab harga kedelai internasional menjadi naik.
Lutfi mengatakan, selain pasokan terganggu juga terjadi restrukturisasi industri peternakan di China. Di mana industri peternakan di China mengharuskan hewan ternaknya memakan kedelai.
“Jadi harga kedelai itu sudah naik dari US$12 dolar segantang menjadi US$18 dolar segantang. Nah sekarang kita sedang dalam proses akhir finalisasi untuk bagaimana bisa mengendalikan, bisa memitigasi daripada permasalahan kenaikan harga kedelai ini,” imbuhnya.
Dia berharap, pada kesempatan pertama minggu depan, Kemendag memiliki beberapa opsi untuk menanggung permasalahan yang terjadi akibat dari tingginya harga kedelai.
Seperti diketahui, kedelai adalah bahan baku salah satu pangan favorit di Indonesia yaitu Tempe tahu. Akibat mahalnya harga kedelai, produksi kedua makanan itu pun terganggu.
Dampaknya, pelaku usaha tempe tahu ada yang menggurangi produksi, menaikkan harga dan mengecilkan ukuran. Opsi terburuk adalah menghentikan produksi sementara. (umm/viva)
Load more