Sementara itu, untuk periode November 2024, total ekspornya senilai 24,01 miliar dolar AS atau turun 1,70 persen dibanding Oktober 2024 (MoM). Penurunan ini terjadi akibat turunnya ekspor nonmigas sebesar 1,67 persen dan migas sebesar 2,10 persen (MoM). Namun demikian, ekspor November tahun ini meningkat 9,14 persen dibanding November tahun lalu (YoY).
Penurunan kinerja ekspor nonmigas pada November 2024 disebabkan oleh turunnya ekspor barang tembaga dan barang daripadanya (HS 74) sebesar 26,66 persen; kopi, teh, dan rempah-rempah (HS 09) 21,34 persen; bijih logam, terak, dan abu (HS 26) 21,33 persen; kakao dan olahannya (HS 18) 15,42 persen; serta pulp dari kayu (HS 47) 14,34 persen (MoM). Di tengah penurunan ekspor nonmigas tersebut, terdapat beberapa produk utama yang justru naik ekspornya.
Produk-produk tersebut, di antaranya nikel dan barang daripadanya (HS 75) yang naik 87,26 persen; aluminium dan barang daripadanya (HS 76) 49,70 persen; mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) 15,97 persen; berbagai produk kimia (HS 38) 8,55 persen; serta besi dan baja (HS 72) 6,91 persen (MoM).
Impor November 2024 Turun
Pada November 2024, nilai impor Indonesia tercatat sebesar 19,59 miliar dolar AS atau turun 10,72 persen dibandingkan Oktober 2024 (MoM). Namun, dibandingkan November tahun lalu (YoY), nilainya naik tipis 0,01 persen. Penurunan impor bulan November 2024 ini disebabkan penurunan impor nonmigas sebesar 6,87 persen dan sektor migas sebesar 29,89 persen (MoM).
Mendag Budi Santoso memaparkan, penurunan impor terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang pada November 2024. Penurunan impor terdalam dialami bahan baku/penolong yang turun sebesar 11,97 persen, diikuti barang modal 10,77 persen dan barang konsumsi 0,84 persen (MoM).
“Pelemahan impor bahan baku/penolong dan barang modal seiring dengan terkontraksinya industri manufaktur Indonesia yang diindikasikan oleh skor PMI November 2024 sebesar 49,6,” ungkap Mendag Budi Santoso.
Load more