Airlangga juga menyebutkan bahwa pada kuartal III-2024, ekspor tekstil dan produk gaya hidup mengalami peningkatan, mencerminkan tingginya permintaan pasar internasional. Salah satu merek olahraga internasional bahkan telah memesan produksi dari tujuh pabrik di Indonesia dengan nilai mencapai 10 miliar dolar AS.
Di sisi lain, manajemen Sritex saat ini telah mengajukan peninjauan kembali (PK) setelah kasasi mereka ditolak oleh MA. Direktur Utama Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto, menyatakan bahwa pihaknya menghormati keputusan MA dan sedang melakukan konsolidasi internal untuk menjaga keberlangsungan usaha serta mempertahankan 50 ribu karyawan.
"Langkah hukum ini kami tempuh, tidak semata untuk kepentingan perusahaan tetapi membawa serta aspirasi seluruh keluarga besar Sritex," katanya.
Selama proses hukum, manajemen Sritex terus berupaya menjaga stabilitas perusahaan tanpa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), sebagaimana dianjurkan pemerintah.
“Kami berupaya semaksimal mungkin menjaga situasi perusahaan agar tetap kondusif, di tengah berbagai keterbatasan gerak akibat status pailit kami," kata dia.
Iwan berharap pemerintah dapat memberikan keadilan hukum dengan mempertimbangkan aspek kemanusiaan, agar Sritex tetap dapat melanjutkan kegiatan usaha dan berkontribusi pada pengembangan industri tekstil nasional. (ant/nsp)
Load more