"Pada dasarnya, kami tidak hanya mendukung tapi juga siap menjadi penggerak hilirisasi dan industrialisasi, dan kami berterima kasih kepada pemerintah atas dukungan yang terus diberikan dalam menjalankan tugas kami," kata Hendi.
Sebagai contoh, proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) fase I di Mempawah telah membantu mengurangi impor alumina dan menghemat devisa. Produk alumina yang dihasilkan menjadi bahan baku aluminium yang dapat digunakan di berbagai sektor, seperti otomotif dan konstruksi.
Selain itu, pengolahan konsentrat tembaga di dalam negeri melalui smelter Freeport Indonesia di Gresik kini memungkinkan produksi katoda tembaga secara domestik. Produk ini membuka peluang bagi industri turunan, seperti copper foil dan copper wire, serta menghasilkan emas dari pemrosesan anoda slime melalui smelter Precious Metal Refinery.
Hendi juga optimistis bahwa hilirisasi mineral dapat memperkuat ekosistem mobilitas elektrik di Indonesia. Dengan memanfaatkan bahan baku mineral lokal, Indonesia memiliki potensi menjadi pemain utama dalam rantai pasok kendaraan listrik global.
"Jika ekosistem mobilitas elektrik dapat dibangun di Indonesia, kami sangat yakin bahwa pertumbuhan ekonomi 8 persen sangat mungkin dicapai," jelasnya. (ant/nsp)
Load more