Jakarta, tvOnenews.com - Bank Indonesia (BI) memberikan memberikan suntikan insentif besar untuk bank-bank melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI Nita Anastuty mengatakan, kebijakan tersebut dilakukan untuk mendorong bank meningkatkan penyaluran kredit atau pembiayaan ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Melalui kebijakan tersebut, BI berharap dapat memperkuat peran UMKM dalam perekonomian nasional.
“Dari sisi suplainya adalah Bank Indonesia memberikan insentif kepada bank-bank,” ujar Nita Anastuty, dikutip dari Antara, pada Sabtu (21/12/2024).
Nita menjelaskan, Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan dana dan memperluas akses pembiayaan bagi pelaku UMKM.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa masih terdapat kesenjangan kebutuhan pendanaan UMKM yang mencapai Rp2.400 triliun.
Ia juga menambahkan bahwa insentif KLM diberikan melalui pengurangan Giro Wajib Minimum (GWM) dalam rupiah di BI, khusus untuk bank yang menyalurkan kredit ke sektor-sektor potensial.
Sektor tersebut mencakup pembiayaan inklusif untuk UMKM, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), pembiayaan ultra mikro, dan sektor hijau.
Agar memenuhi syarat mendapatkan insentif ini, bank harus mencapai target Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) minimal 5%.
“Kepada bank-bank yang memenuhi RPIM tersebut, Bank Indonesia memberikan insentif melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial,” tambah Nita.
Data hingga akhir Oktober 2024 menunjukkan, BI telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp259 triliun kepada bank-bank yang mendukung pembiayaan sektor prioritas.
Dari total tersebut, bank milik badan usaha milik negara (BUMN) menerima Rp120,9 triliun, bank umum swasta nasional (BUSN) Rp110,9 triliun, bank pembangunan daerah (BPD) Rp24,7 triliun, dan kantor cabang bank asing (KCBA) Rp2,6 triliun.
Melalui KLM tersebut, Bank Indonesia berharap dapat mendorong lebih banyak bank untuk mendukung UMKM, yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. (ant/rpi)
Load more