Meski demikian, Arif optimistis Indonesia mampu mewujudkan swasembada pangan dalam waktu singkat. Ia menilai Kementerian Pertanian sebagai pemimpin sektor produksi pangan sudah memiliki pengalaman panjang dalam meningkatkan produksi nasional.
“Saya harus mengingatkan bahwa setiap krisis besar, baik itu krisis moneter 1997, krisis finansial global 2009, maupun COVID-19 pada 2020, sektor yang tumbuh positif hanya sektor pertanian,” katanya.
“Jadi, soal peluang swasembada, kita semua harus optimis. Optimisme ini bisa menjadi energi positif untuk mewujudkannya,” tambahnya.
Arif juga mengapresiasi komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam menjadikan pangan sebagai program strategis nasional. Menurutnya, perhatian Presiden terhadap sektor pertanian harus didukung penuh oleh semua pihak.
“Alhamdulillah sekarang Pak Presiden, baik saat krisis maupun tidak, tetap memberi perhatian besar pada sektor pertanian. Ini harus kita dukung agar bangsa ini bisa berdaulat,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sebelumnya mengatakan bahwa program cetak sawah seluas 3 juta hektare yang tengah digarap dapat membuat Indonesia tidak bergantung pada impor pangan hingga 30 tahun mendatang. Namun, Mentan Amran menekankan pentingnya pengelolaan yang baik.
“Kalau 3 juta hektare ini kita garap dengan baik, insya Allah kita tidak akan tergantung pada impor sampai 20–30 tahun ke depan. Yang terpenting adalah ini kita rawat dengan baik dan tidak boleh ada alih fungsi lahan,” jelas Mentan. (rpi)
Load more