Jakarta, tvOnenews.com - Serikat Pekerja PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) akan mengadakan aksi damai untuk menanggapi putusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak kasasi perusahaan, sehingga Sritex resmi dinyatakan pailit.
Aksi ini rencananya akan dilakukan di Kantor Presiden dan Mahkamah Agung di Jakarta, meskipun jadwal pastinya belum diumumkan.
Angka tersebut belum termasuk UMKM, komunitas terkait, lembaga pendidikan, dan masyarakat sekitar yang turut merasakan dampaknya jika pabrik Sritex benar-benar ditutup dan seluruh asetnya dilelang oleh kurator.
"Kami ingin ikut mencegah terjadinya gejolak sosial jika tidak segera ada kepastian kerja bagi 15 ribu pekerja Sritex group yang terdampak langsung dari kepailitan ini, serta 50 ribu orang lainnya yang terdampak tidak langsung. Jumlah tersebut belum termasuk UMKM, komunitas terkait, lembaga pendidikan dan masyarakat sekitar yang pasti akan merasakan dampak jika pabrik Sritex benar-benar ditutup dan di lelang semua asetnya oleh kurator," ujar Slamet dalam keterangan tertulis pada Senin (23/12/2024).
Slamet berharap aksi ini dapat menyentuh hati para pemimpin dan penegak hukum, khususnya Presiden Prabowo Subianto, untuk mendengar keluhan mereka. Ia menegaskan bahwa para pekerja sangat membutuhkan dukungan pemerintah untuk menyelamatkan Sritex Group dari jeratan pailit.
“Kami bermaksud menggugah hati para pemimpin dan penegak hukum negeri ini, khususnya Bapak Presiden Prabowo Subianto agar mendengarkan jerit tangis kami,” tambahnya.
Menurut Slamet, Sritex merupakan aset strategis bangsa yang memiliki keahlian dan teknologi tekstil berkelas dunia. Bahkan, Sritex adalah satu-satunya perusahaan di Asia Tenggara yang memegang lisensi untuk memproduksi seragam NATO.
Dengan penguasaan teknologi tinggi, perusahaan ini telah mengharumkan nama Indonesia di peta industri tekstil internasional.
Saat ini, manajemen Sritex masih berupaya mengajukan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung untuk menyelamatkan perusahaan.
Namun, para pekerja merasa perlu bergerak agar kejadian serupa tidak menimpa perusahaan lain yang sedang mengalami tantangan bisnis.
"Kami menunggu dengan sabar dan menghormati seluruh proses hukum yang sedang berlangsung. Kami juga selalu berupaya sekuat tenaga untuk menjaga hati para pekerja Sritex Group agar tetap tenang dan kondusif menghadapi situasi yang sulit dan dipenuhi ketidakpastian ini. Itu karena percaya bahwa pemerintah akan hadir menjadi penolong kami semua," kata Slamet.
Aksi ini dilakukan sebagai upaya terakhir para pekerja untuk memperjuangkan masa depan perusahaan dan mencegah dampak sosial yang lebih luas. (nsp)
Load more