Jakarta, tvonenews.com - Isu serangan ransomware yang menyerang Bank BRI beberapa hari lalu dipastikan hoaks alias tidak benar.
"7 hari yg lalu ada isu bahwa Bank BRI jadi korban ransomware berdasarkan klaim dari Bashe, group yg masuknya masih baru. Karena data yg dilampirkan tdk cukup meyakinkan, akhirnya memilih utk ga publish apapun terkait insiden ini. Lalu, benar ga sih BRI jadi korban ransomware?," ungkap Teguh melalui akun resmi X @secgron, dikutip Kamis (26/12/2024).
Diketahui sebelumnya pada 18 Desember 2024, FalconFeeds.io melalui platform X mengunggah postingan berisi peringatan ransomware.
"Bank Rakyat Indonesia, telah menjadi korban Bashe Ransomware," tulis akun @FalconFeedsio.
Pada postingan tersebut, FalconFeeds.io juga mengunggah tangkapan layar yang menampilkan hitungan mundur batas waktu yang diberikan oleh Bashe Ransomware untuk membayar tebusan.
Saat itu, Bashe memberikan tenggat waktu hingga 24 Desember 2024 untuk menebus, atau data nasabah BRI akan dibocorkan.
Sayangnya, di akhir masa tenggat, yakni 24 Desember 2024, Teguh mengungkapkan data yang dirilis pelaku hanyalah palsu.
"Setelah tenggat waktunya udah habis, akhirnya datanya dirilis oleh pelaku. Isi datanya cuma 1 file excel yang isinya cuma 100 row data yang match dengan salah satu dokumen di scribd dan pdfcoffee. Mari tepuk tangan untuk Bashe, group ransomware terkocak sepanjang masa," ungkap pria yang juga Konsultan Keamanan Siber tersebut.
BRI Pastikan Tak Ada Serangan Siber
Sebelumnya, BRI memastikan pihaknya tidak menemukan adanya serangan tersebut pada sistem perbankan. BRI juga menegaskan seluruh layanan dan sistem perbankan BRI berjalan dengan normal tanpa gangguan hingga saat ini.
"BRI telah melakukan asesmen mendalam dan tidak menemukan adanya ancaman ransomware terhadap sistem kami. Asesmen lebih lanjut juga menunjukkan bahwa data yang dipublikasikan bukanlah data keluaran dari sistem BRI," kata Direktur Digital & Teknologi Informasi BRI Arga M. Nugraha, dikutip dari melalui Instagram resmi @bankbri_id. (nba)
Load more