Sedangkan untuk catatan tanah dan bangunan, Mahfud melaporkan kepemilikan 15 bidang di beberapa tempat.
Di antaranya adalah tanah seluas 395 m2 di Sleman atas hasil sendiri senilai Rp592,5 juta. Lalu ada tanah dan bangunan seluas 513 m2/500 m2 di Sleman atas hasil sendiri yang nilainya Rp795,5 juta, dan tanah seluas 144 m2 yang juga di Sleman atas hasil sendiri dengan nilai Rp66,81 juta.
Kemudian, ada tanah seluas 466 m2 di Pamekasan dari hasil sendiri seharga Rp116,5 juta. Selanjutnya, ada tanah dan bangunan 155 m2/150 m2 di Sleman atas hasil sendiri Rp225 juta, tanah dan bangunan seluas 436 m2/76 m2 di Sleman atas hasil sendiri Rp654 juta, tanah 550 m2 di Sleman atas hasil sendiri senilai Rp550 juta, dan tanah serta bangunan seluas 180 m2/171 m2 di Sleman atas hasil sendiri Rp270 juta.
Politisi yang juga Guru Besar Hukum Tata Negara itu memiliki tanah dan bangunan seluas 500 m2/54 m2 di Sleman senilai Rp500 juta, tanah seluas 64 m2 di Sleman Rp96 juta, serta tanah dan bangunan seluas 700 m2/300 m2 di Jakarta Selatan Rp3 miliar.
Ada juga tanah dan bangunan 224 m2/136 m2 di Sleman Rp320 juta, tanah dan bangunan 340 m2/262 m2 di Sleman Rp1,5 miliar, tanah dan bangunan 92 m2/150 m2 di Surabaya Rp1,5 miliar, dan tanah serta bangunan 178 m2/240 m2 di Sleman Rp1,9 miliar yang kesemuanya adalah hasil sendiri.
Sedangkan alat transportasi dan mesin, Mahfud melaporkan kepemilikan motor honda senilai Rp3 juta, mobil toyota avanza veloz seharga Rp120 juta, toyota vios senilai Rp135 juta, toyota camry yang harganya Rp300 juta, toyota alphard senilai Rp900 juta, dan motor vespa primavera Rp45 juta yang semuanya diperoleh atas hasil sendiri.
Lantas, apakah memang Mahfud dengan harta kekayaan sedemikian banyak saat itu masih disebut paling miskin? Untuk menjawabnya, tampaknya memang perlu diperbandingkan dengan para tokoh-tokoh di Kabinet Indonesia Maju Jokowi kala itu. (rpi)
Load more