Jakarta, tvOnenews.com - Indonesia sampai saat ini terus berperan aktif dalam agenda pembangunan internasional sebagai bentuk implementasi nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Ikhtiar tersebut dilaksanakan dalam bentuk penerapan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dan menjaga ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Salah satunya adalah melalui Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau juga dikenal sebagai Indonesian Agency for International Development (Indonesian AID).
Direktur Utama Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI), Tormarbulang Lumbantobing, menjelaskan tugas utama lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) .
"Secara sederhana, tugasnya adalah menyalurkan bantuan pemerintah kepada pemerintah asing atau lembaga asing. Dalam menyalurkan bantuan, kami tidak bekerja sendiri. Kami bekerja sama dengan berbagai kementerian dan organisasi internasional," kata Tormarbulang dalam wawancara eksklusif bersama tvOne, Senin (30/12/2024).
Selain itu, Indonesian Aid juga memiliki tugas utama lain yakni mengelola dana abadi dari dana kerja sama pembangunan internasional. Dana tersebut dikelola, tetapi tidak untuk dibelanjakan melainkan diinvestasikan.
"Hasil investasi yang kita lakukan, itulah yang kami gunakan untuk membantu berbagai negara atau lembaga asing," imbuhnya.
Pemberian bantuan itu juga dalam rangka mendukung diplomasi politik, ekonomi, serta sosial budaya dari pemerintah kita.
Indonesia Aid berdiri pada 18 Oktober 2019 dan mulai operasional pada 2020.
Hingga saat ini, Indonesian Aid telah menyalurkan bantuan ke lebih dari 80 negara, termasuk Timor Leste, Laos, negara-negara Afrika, Pasifik, dan Karibia.
Bantuan yang diberikan juga cukup beragam, mulai dari bantuan kemanusiaan, seperti klinik mobile di Timor Leste saat pandemi COVID-19, hingga bantuan untuk renovasi sekolah di Papua Nugini dan peralatan laboratorium di Senegal.
Salah satu negara sahabat yang pernah menerima bantuan tersebut adalah Fiji, berupa biaya renovasi Queen Victoria School yang menjadi sekolah pencetak para pemimpin negara tersebut.
Tahun ini, LDKPI juga memulai program beasiswa The Indonesian AID Scholarship (TIAS).
Beasiswa ini diberikan Indonesia untuk mendorong pencapaian target SDGs khususnya di bidang pendidikan.
Tormarbulang menjelaskan, tujuan TIAS juga untuk menciptakan pemimpin masa depan serta peningkatan kerja sama antara Indonesia dan negara-negara di kawasan Asia, Pasifik, Afrika, dan Amerika Selatan.
“TIAS adalah salah satu alat soft diplomacy, karena target peserta adalah government official atau orang yang direkomendasikan Pemerintah negara prioritas hibah,” kata Tormarbulang. (rpi)
Load more