"Terjemahannya adalah berarti kita harus bekerja sama dengan berbagai negara karena kita jadi bagian dari masyarakat golobal. Kita harus ikut berperan menghadapi permasalahan yang terjadi di berbagai belahan dunia, itu yang pertama. Jadi kita menjalankan amanat konstitusi sebenarnya," imbuhnya.
Tormarbulang kemudian menyampaikan bahwa pemberian bantuan itu jangan dilihat seolah-olah hanya dari sisi belanjanya, melainkan perlu dilihat dari sisi lain manfaatnya untuk Indonesia.
"Kami berusaha dan akan terus melakukan bahwa pada saat kita memberikan bantuan kepada pemerintah lembaga asing, bagaimana itu juga memberikan memanfaatkan produk-produk dalam negeri," ujar Tormarbulang.
Menurutnya, Indonesian Aid juga memegang peran soft diplomacy sekaligus mendorong BUMN dan badan usaha swasta untuk masuk ke pasar-pasar non tradisional di negara yang dibantu.
Sebagai contoh pada tahun 2023 saat Indonesia membantu Nigeria dalam program vaksinasi saat masa pandemi Covid-19.
"Nigeria meminta bantuan vaksin dari kita ya tentunya kita beli vaksin bukan dari pihak luar. Vaksin yang digunakan adalah produksi dalam negeri, dan kami mendorong kerja sama antara Bio Farma dan mitra lokal di Nigeria. Jadi, ada manfaat ekonomi yang kembali ke Indonesia," ucap Tormarbulang.
Oleh karena itu, Indonesian Aid memang juga memegang fungsi soft diplomacy Indonesia yang mencakup diplomasi ekonomi, kebudayaan, dan pendidikan. Sehingga, tidak dipungkiri bahwa peran serta dalam membantu negara-negara lain juga tetap harus dilakukan. (rpi)
Load more