Bogor, tvOnenews.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat, memberikan penghargaan kepada Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) atas kontribusinya dalam mengendalikan inflasi di daerah.
Piagam penghargaan tersebut diserahkan oleh Penjabat Bupati Bogor, Bachril Bakri, kepada Ketua Kadin Kabupaten Bogor, Sintha Dec Checawaty, dalam acara Refleksi Akhir Tahun 2024 yang berlangsung di Auditorium Sekretariat Daerah (Setda) Cibinong pada Selasa.
Sintha mengungkapkan bahwa penghargaan ini menjadi motivasi bagi Kadin Kabupaten Bogor untuk terus mendukung Pemkab dalam berbagai program pengendalian inflasi.
Ia menambahkan bahwa Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Bogor sedang fokus mengembangkan produk lokal di setiap wilayah sebagai pilar ekonomi.
"Kami sedang lihat, disiapkan datanya, agar sektor pertanian maupun peternakan sehingga bisa menjadi produsen di daerahnya. Sehingga, kebutuhan yang tidak terkendali atau sulit terkendali bisa terjaga dengan peningkatan produk daerah sendiri," jelasnya.
TPID Kabupaten Bogor juga aktif melakukan evaluasi berkala, yang dipimpin langsung oleh Pj Bupati Bogor bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Seluruh pemangku kepentingan, termasuk Badan Pusat Statistik (BPS), terlibat dalam memastikan program berjalan secara terencana dan terukur.
"Seluruh stakeholder juga terlibat, termasuk Badan Pusat Statistik (BPS), sehingga giatnya bisa terencana dan terukur," ujar Sintha.
Sementara itu, Pj Bupati Bogor, Bachril Bakri, menargetkan angka inflasi di Kabupaten Bogor berada pada 1,5 persen, sesuai arahan pemerintah pusat. Saat ini, indeks perkembangan harga (IPH) Kabupaten Bogor tercatat dalam kondisi deflasi, yaitu sebesar minus 0,12 persen.
“Sesuai arahan Mendagri, angka inflasi di bawah 1,5 persen tidak baik bagi produsen utamanya para petani dan nelayan. Kita tidak bisa hanya menyenangkan dari sisi konsumen tapi juga produsen jadi harus menjaga keseimbangan,” kata Bachril.
Untuk mengendalikan inflasi, Pemkab Bogor telah melaksanakan berbagai program, salah satunya melalui Gerakan Pangan Murah (GPM). Sepanjang 2024, program ini telah dilaksanakan lebih dari 37 kali di berbagai kecamatan, menghasilkan omzet hingga Rp3,8 miliar. GPM memberikan subsidi distribusi pangan sebesar Rp2.000 per kilogram untuk masyarakat.
"GPM selain diharapkan dapat menjadi pengendalian inflasi di Kabupaten Bogor juga membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan sehari-hari yang lebih murah," ujar Bachril.
Selain itu, Bachril juga meluncurkan Program Saung Inflasi, yang menyediakan bahan pokok dengan harga di bawah pasar melalui kios-kios pangan di berbagai wilayah Kabupaten Bogor.
"Saung Inflasi, sauyunan urang ngajagi inflasi, jadi mari bersama-sama kita menjaga inflasi itu bahasa Indonesianya," ungkap Bachril.
Program ini menggabungkan pendekatan berupa pengoperasian kios pangan serta pengembangan urban farming, yaitu kegiatan bercocok tanam dan beternak di perkotaan untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Langkah pengendalian inflasi juga dilakukan melalui Gerakan Tanam Padi di lahan sawah milik Kelompok Tani Janada di Desa Jagabaya, Parungpanjang.
Bachril menjelaskan bahwa gerakan ini merupakan bagian dari penguatan ketahanan pangan sekaligus pengendalian inflasi. Di lahan seluas dua hektare, jenis padi Impari yang ditanam diproyeksikan menghasilkan 6,5 ton per hektar. (ant/nsp)
Load more