Jakarta, tvOnenews.com - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Kepulauan Bangka Belitung mencatat sebanyak 1.076 permohonan kekayaan intelektual (KI) sepanjang tahun 2024, dengan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp536 juta.
Kepala Bidang Pelayanan Hukum, Adi Riyanto, menjelaskan bahwa permohonan kekayaan intelektual meliputi:
489 permohonan pendaftaran merek
19 permohonan paten
9 permohonan desain industri
556 permohonan hak cipta
3 permohonan indikasi geografis
Selain itu, Kemenkumham Babel juga menerima 16 permohonan pencatatan Kekayaan Intelektual Komunal (KIK). Hingga akhir 2024, Bangka Belitung telah memiliki 104 KIK yang terdiri dari:
51 Ekspresi Budaya Tradisional (EBT)
34 Pengetahuan Tradisional (PT)
12 Sumber Daya Genetik (SDG)
3 Potensi Indikasi Geografis (PIG)
4 Indikasi Asal (IA)
Beberapa KIK terkenal dari Bangka Belitung meliputi:
Tenun Cual (Bangka Belitung)
Baju Adat Paksian (Kota Pangkalpinang)
Kuliner khas seperti Otak-otak, Pantiaw Belinyu, Lempah Kuning, dan Mie Kuah Ikan.
Seni budaya seperti Keroncong Stambul Fadjar dari Belitung.
Produk khas seperti Kopi Liberika Baguk dari Belitung Timur.
Sebagai bagian dari tema tahun 2024, Indikasi Geografis (IG) menjadi fokus utama Kemenkumham Babel. Kanwil telah menginventarisasi 14 potensi Indikasi Geografis yang meliputi:
Tenun Cual
Madu Hutan Pelawan
Durian Namlung
Kopiah Resam
Teh Tayu Jebus
Belacan Habang
Nanas Bikang
Nanas Badau
Talas Belitung (Boeter)
Gula Kabung
Jeruk Kunci
Kopi Gading Robusta
Kopi Liberika Baguk
Sukun Mentega
Dua di antaranya, yaitu Teh Tayu Jebus (Bangka Barat) dan Nanas Bikang (Bangka Selatan), sedang dalam proses pendaftaran di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI).
Pada 5 November 2024, Madu Pelawan Namang resmi terdaftar sebagai Indikasi Geografis dari Bangka Belitung.
Selain itu, Lada Putih Mentok (Muntok White Pepper) menjadi Indikasi Geografis pertama Bangka Belitung yang teregister di European Commission. Madu Teran Trigona dari Belitung Timur juga telah berhasil diekspor ke Malaysia.
“Kami juga rutin mengikuti pameran dan membuka Sentra Kekayaan Intelektual untuk mendekatkan pemberian layanan kepada masyarakat,” tutup Adi Riyanto. (ant/nsp)
Load more