Jakarta, tvOnenews.com - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kemen ESDM), Eniya Listiani Dewi, menyatakan bahwa program mandatori biodiesel dengan campuran 40 persen (B40) mampu menghemat devisa negara hingga Rp147,5 triliun melalui pengurangan impor bahan bakar minyak (BBM).
"Penghematan devisa untuk mandatori penggunaan B40 sebesar Rp147,5 triliun," ungkap Eniya di Jakarta, Jumat (3/1).
Sebagai perbandingan, penerapan B35 sebelumnya berhasil menghemat devisa hingga Rp122,98 triliun, sementara implementasi B40 memberikan penghematan tambahan sekitar Rp25 triliun.
Selain manfaat ekonomi, Eniya menjelaskan bahwa program B40 juga memberikan dampak positif pada aspek sosial dan lingkungan. Konversi minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil atau CPO) menjadi biodiesel menghasilkan nilai tambah sebesar Rp20,9 triliun.
"Selain itu penyerapan tenaga kerja lebih dari 14 ribu orang (off-farm) dan 1,95 juta orang (on-farm), serta pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 41,46 juta ton CO2e per tahun," jelas Eniya.
Pemerintah telah menetapkan target alokasi biodiesel B40 pada tahun 2025 sebesar 15,6 juta kiloliter (kl). Dari jumlah tersebut, sebanyak 7,55 juta kl akan digunakan untuk public service obligation (PSO) dan 8,07 juta kl untuk non-PSO.
Load more