Sri Mulyani juga membeberkan bahwa sektor pemberian pupuk bersubsidi untuk petani menjadi salah satu yang terbesar dalam menyedot anggaran.
Jumlah pembengkakan anggaran sebesar Rp159 triliun itu termasuk untuk penyaluran pupuk bersubsidi sebanyak 7,2 juta ton senilai Rp47,7 triliun dan investasi dana internasional untuk pembangunan pertanian sejumlah Rp63,1 miliar.
"Itu untuk apa saja? Yang paling gede biasanya yang ramai itu petani kalau pas musim tanam pupuknya nggak ada atau pupuk bersubsidinya nggak tersedia. Makanya bantuan untuk pupuk itu kita tingkatkan," kata Sri Mulyani.
"Selain itu, pemerintah juga membangun infrastruktur penunjang pertanian, seperti irigasi dan bendungan, yang sangat vital untuk mendukung ketahanan pangan jangka panjang," imbuhnya.
Sri Mulyani lantas mengungkap bahwa Indonesia kini tengah berkaca dari masa pandemi COVID-19, di mana saat aktivitas perdagangan di seluruh dunia berhenti yang mengakibatkan kekhawatiran akan krisis pangan
Negara-negara yang memiliki stok pangan cukup, nyatanya enggan menjual pangan ke negara lain dengan alasan saat itu tidak ada yang tahu kapan pandemi akan benar-benar berhenti.
"Kita semakin makin serius untuk menyebutkan bahwa pangan dan ketahanan pangan itu adalah sesuatu yang luar biasa penting," tegasnya.
Load more