“Stimulus ini memberikan dampak positif bagi ekonomi kita. Defisit APBN yang semula diproyeksikan melebar ke 2,7 persen akhirnya bisa kita kembalikan ke desain awal sebesar 2,29 persen terhadap PDB,” lanjut Sri Mulyani.
Defisit yang lebih tinggi dibandingkan 2023, menurut Sri Mulyani, sudah direncanakan untuk menjaga keberlanjutan program-program prioritas pemerintah.
“APBN ini tetap menjadi instrumen penting untuk mendukung pemulihan ekonomi dan menjaga kesejahteraan masyarakat,” tutupnya. (Agr/nba)
Load more