Jakarta, tvOnenews.com - Hasan Fawzi, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyatakan harapannya agar penyelenggara Innovative Credit Scoring (ICS) atau Pemeringkat Kredit Alternatif (PKA) dapat meningkatkan jumlah serta nilai penyaluran kredit.
ICS merupakan bagian dari inovasi teknologi di sektor keuangan yang dirancang untuk meningkatkan inklusi keuangan, terutama bagi segmen unbanked dan underbanked. Kelompok ini sering kali kesulitan mengakses kredit karena tidak memiliki riwayat data kredit formal yang memadai.
Dalam proses penilaian kredit, penyelenggara ICS menggunakan teknologi seperti machine learning dan big data analytics. Data alternatif yang digunakan meliputi data pembayaran tagihan, pola transaksi konsumen, aktivitas di media sosial, serta data relevan lainnya. Data ini diolah untuk menghasilkan profil dan skor kredit pengguna.
Hasan menambahkan bahwa algoritma yang digunakan masing-masing penyelenggara ICS memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri. Pendekatan inovatif ini menawarkan solusi yang beragam bagi lembaga jasa keuangan (LJK) sesuai kebutuhan spesifik mereka.
“Kami memandangnya keberagaman ini justru di sisi lain menjadi nilai tambah dalam mendorong kompetisi yang sehat maupun inovasi berkelanjutan dari penyelenggara PKA, dan tentu akan semakin memberikan pilihan layanan bagi para LJK yang nanti akan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifiknya masing-masing,” jelas Hasan.
Ia juga menekankan bahwa lembaga pembiayaan dapat memanfaatkan layanan ICS untuk membantu proses asesmen kelayakan kredit. Dengan ICS, lembaga pembiayaan diharapkan mampu mengevaluasi profil risiko calon debitur secara lebih akurat, objektif, dan efisien, khususnya jika data histori kredit debitur terbatas atau tidak tersedia.
Load more