Jakarta, tvOnenews.com - Proyek pengembangan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, kembali mendapatkan angin segar pendanaan dari Jepang.
Pemerintah Indonesia baru saja menandatangani nota pertukaran mengenai pinjaman Yen untuk proyek Pelabuhan Patimban Tahap 3 sebesar 83,408 miliar yen atau sekitar Rp8,62 triliun.
Pendanaan tersebut merupakan bagian dari pinjaman sebesar 90,456 miliar yen (sekitar Rp9,35 triliun) yang ditandatangani oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Indonesia, Yasushi Masaki, dengan Direktur Jenderal Asia, Pasifik, dan Afrika, Kementerian Luar Negeri RI, Abdul Kadir Jailani.
Penandatanganan pinjaman tersebut terlaksana di Jakarta pada Jumat, 10 Januari 2025, sebelum pertemuan puncak antara Perdana Menteri Shigeru Ishiba bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto, pada Sabtu, 11 Januari 2025.
"Proyek ini akan menerapkan Special Terms for Economic Partnership (STEP), yang mencakup teknologi konstruksi pelabuhan, reklamasi, dan perbaikan tanah," tulis Kedutaaan Besar Jepang dalam keterangan resminya, Minggu (12/1/2025).
Pendanaan sebesar 83,408 miliar yen ini bertujuan untuk memperluas Pelabuhan Patimban, Subang, yang sebelumnya telah dibuka pada tahun 2021 sebagai pusat ekspor mobil dengan menggunakan pinjaman yen Jepang.
Setelah Pelabuhan Patimban selesai digarap, diproyeksi akan memiliki kapasitas ekspor mobil sebanyak 600.000 unit, yang sekitar 1,5 kali lipat dari jumlah ekspor mobil Indonesia saat ini.
Proyek pelabuhan raksasa ini juga diklaim akan mendukung kebijakan Pemerintahan Presiden Prabowo mengenai hilirisasi industri.
"Melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat dalam beberapa tahun terakhir, kapasitas tahunan Pelabuhan Tanjung Priok yang telah ada, yaitu 8,63 juta TEU, diperkirakan tidak akan dapat memenuhi permintaan peti kemas pada tahun 2025 yang diperkirakan mencapai 10,24 juta TEU," lanjut Ketudaan Besar Jepang.
Saat ini, ruang untuk fungsi logistik juga semakin terbatas. Kondisi ini ditambah dengan kemacetan jalan di kawasan Jakarta yang kronis sehingga menjadikan akses ke Pelabuhan Tanjung Priok menjadi terhambat, termasuk bagi perusahaan Jepang yang memiliki fasilitas produksi di bagian timur Jakarta.
"Oleh karena itu, pembangunan pelabuhan baru untuk mendistribusikan volume lalu lintas barang di Jakarta sangat diharapkan," terang Kedutaan.
Proyek tahap 3 ini bertujuan untuk membangun pelabuhan baru di Patimban, yang mencakup terminal kontainer, terminal mobil, dan fasilitas lainnya, guna memperkuat fungsi logistik di timur Jakarta.
Proyek Pelabuhan Patimban diharapkan bisa memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi lebih lanjut melalui peningkatan iklim investasi Indonesia.
"Selain itu, proyek Patimban juga akan lebih mempererat hubungan antara Jepang dan Indonesia sebagai mitra strategis komprehensif, serta mendukung terwujudnya "Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka" (FOIP) dan "Outlook ASEAN untuk Indo-Pasifik" (AOIP), yang berbagi banyak prinsip dasar dengan FOIP," tuntas Kedutaan Besar Jepang.
Diketahui, suku bunga yang berlaku untuk proyek Pelabuhan Patimban adalah 0,3 persen per tahun dengan jasa konsultasi 0,2 persen per tahun.
Jatuh tempo pembayarannya adalah 40 tahun dan sudah mencakup masa tenggang 10 tahun dengan ketentuan pengadaan yang terikat. (rpi)
Load more