Jakarta, tvOnenews.com - Saham- saham perbankan di pasar saham Indonesia mengalami pelemahan dalam beberapa waktu ke belakang.
Hal itu terjadi seiring dengan investor asing yang melakukan aksi jual bersih (foreign net sell).
Ia menyebut, tekanan terhadap nilai tukar rupiah dan pasar saham Indonesia, membuat investor asing lebih selektif dalam memilih saham terutama pada sektor yang rentan terhadap fluktuasi nilai tukar.
“Faktor-faktor eksternal seperti kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah Donald Trump, yang memperkuat dolar AS, turut mempengaruhi aksi jual beli asing,” ujarnya, Rabu (15/1/2025).
Selain itu, Hendra menjelaskan, pengetatan likuiditas pada sektor perbankan, dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) mendekati 95 persen pada beberapa bank besar, meningkatkan kekhawatiran terhadap likuiditas dan biaya dana.
“Yang pada akhirnya mempengaruhi margin bunga bersih (NIM) dan profitabilitas bank,” ujar Hendra.
Secara spesifik, Ia menjelaskan untuk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang fokus pada pembiayaan segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), sangat terpengaruh oleh kenaikan kredit macet pada segmen ini.
“Investor asing melihat risiko yang meningkat dari kredit bermasalah tersebut, sehingga mereka lebih memilih untuk menjual saham BBRI dalam jumlah besar, yang kemudian menekan harga saham dan mencerminkan sentimen negatif terhadap prospek keuangan bank ini,” ujar Hendra.
Untuk PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Ia menjelaskan menjadi target aksi jual investor asing akibat perlambatan laju pertumbuhan kredit dan peningkatan biaya pencadangan untuk kredit bermasalah.
“Kekhawatiran terhadap pertumbuhan laba yang lebih lambat dan potensi risiko yang masih membayangi sektor kredit menjadi alasan utama di balik aksi jual ini, yang pada akhirnya memberikan tekanan tambahan pada kinerja saham BBNI,” ujar Hendra.
Sementara itu, untuk PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Ia menyebut adanya kepercayaan investor asing terhadap kinerja dan prospek kedua bank tersebut. (ant/vsf)
Load more